Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hantu yang Mematikan Televisi

4 November 2021   19:43 Diperbarui: 4 November 2021   19:56 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (dok.i.sgm.net)

Puluhan tahun lalu, ketika saya masih menjadi wartawan, kerja keras bagai kuda. Saya berangkat dini hari, dan pulang ketika sudah larut. Untunglah kondisi tubuh saya masih prima, sehat dan kuat 

Walaupun sibuk sebagai wartawan, saya tetap mengerjakan pekerjaan rumah. Kami tidak punya pembantu, jadi semua dikerjakan sendiri. Salah satu pekerjaan rumah tangga yang berat adalah menyeterika pakaian.

Sangat sulit membagi waktu karena menyeterika cukup lama dikerjakan. Karena itu, untuk menyiasatinya, saya menyeterika pakaian pada dini hari sekitar pukul 03.00. 

Pada suatu malam, setelah bangun dan menunaikan salat tahajud, saya mempersiapkan keperluan menyeterika. Posisi menghadap televisi, maksudnya sambil menonton supaya tidak terasa lelah.

Lalu saya menyalakan televisi, mengambil saluran luar negeri yang menyajikan berita-berita internasional. Sesudah televisi menyala, saya mulai menyeterika dengan tenang sambil memperhatikan berita.

Tetiba televisi itu mati. Saya mengerutkan kening. Dalam hati berkata, mungkin masalah remote kurang konek. Lantas saya menyalakan televisi lagi dan melanjutkan seterika.

Belum juga selesai satu baju, televisi itu mendadak mati lagi. Penasaran, saya memeriksa kabel dan antena. Ternyata semua baik-baik saja. Kembali saya menyalakan televisi.

Baru saja mau melangkah ke meja seterikaan, televisi mati lagi. Ooh, tersadar saya bahwa itu bukan masalah remote atau gangguan sinyal, tapi masalah lain. Ada yang usil, berusaha mengganggu atau menggoda saya. 

Saya pun berkata keras dan kasar, katakanlah membentak kepada makhluk yang mengganggu saya dengan mematikan televisi berulang kali. Saya memberi peringatan kepada dia.

"Berani ya mengganggu saya? Sudah tahu saya lagi kerja, malah diganggu. Cepat pergi, kalau tidak nanti saya hukum!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun