Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jin Perempuan Berwajah Bolong-bolong

4 November 2021   08:25 Diperbarui: 4 November 2021   08:32 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa jin yang ikut tinggal di rumah. Saya tidak pernah mengusir mereka. Hidup berdampingan dengan makhluk halus bukan masalah, karena sebetulnya koloni jin lebih banyak dari manusia. 

Kaum jin juga menikah, beranak-pinak, dengan usia yang lebih panjang dari manusia. Jadi, mereka juga butuh tempat tinggal. Selama mereka tidak mengganggu secara berlebihan, tidak apa-apa. Salah satu sifat jin adalah suka usil, jahil. 

Kadang-kadang jin atau makhluk halus berbuat sesuatu hanya untuk mengingatkan bahwa mereka ada di sekitar kita. Mereka tahu mana orang yang pemberani dan yang tidak. Bagi saya silakan ikut, lebih baik lagi juga taat beribadah. Perlu diketahui, jin juga memiliki agama, biasanya sama dengan orang yang diikuti.

Saya dan ibu yang lebih mengetahui tentang keberadaan jin di rumah. Hal ini disebabkan ibu yang memang mampu melihat makhluk halus sejak kecil. Sedangkan saya, tidak setajam ibu tetapi mereka (jin) senang menunjukkan keberadaan mereka.

Pada suatu hari, ibu sedang tidur di kamarnya yang letaknya di sebelah kamar saya. Saya juga ada di kamar sendiri, sedang membaca buku.

Tetiba ibu memanggil,"Thi, thi. Ini suruh pergi dong," 

Saya pun bergegas membuka pintu ke kamar ibu,"kenapa, Bu?"

"Ini tadi ada jin perempuan mencolek wajah ibu. Pipi ibu ditepuk-tepuk,"

"Ya gak apa-apa kan? Cuma ditepuk-tepuk," kataku.

"Ya, tapi mukanya serem, bolong-bolong gitu. Bilang jangan ganggu ibu," aku hanya mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun