Pagi tadi negara adidaya Amerika Serikat memeringati 20 tahun peristiwa serangan 9/11. Sebuah bendera Amerika Serikat berukuran raksasa terlihat di gedung Pentagon. Presiden Joe Biden memimpin upacara peringatan tersebut.
Sebagaimana diketahui, peristiwa 9/11 telah mengakibatkan korban tewas hampir 3000 jiwa. Gedung WTC menjadi pusat perhatian dunia saat itu.
Dalam upacara peringatan, Joe Biden tak lupa menyampaikan penghormatan kepada para petugas pemadam kebakaran, petugas medis dan semua yang mempertaruhkan nyawa untuk menolong korban. Mereka adalah pahlawan yang sangat berjasa bagi Amerika Serikat.
Joe Biden menyatakan kebanggaannya karena peristiwa itu tidak membuat bangsa Amerika Serikat terpecah belah. Â Itulah pelajaran utama dari peristiwa serangan 9/11. Menurut dia, persatuan adalah kekuatan terbesar bangsa Amerika Serikat.
Namun yang menarik, Joe Biden mengatakan bahwa hal itu bukan berarti semua warga negara Amerika Serikat harus memiliki satu keyakinan. Mereka harus saling menghormati atas kepercayaan yang dianut oleh orang lain.
Apakah kata-kata Joe Biden hanya manis di bibir? Bagaimana pun juga masih ada insiden rasial terjadi dalam kehidupan sehari-hari di Amerika Serikat. Tidak hanya antara kulit putih dan negro, tetapi juga dengan etnis lain dan agama lain.Â
Memang pemerintah Amerika Serikat telah menarik pasukannya dari Afghanistan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Amerika Serikat berhenti mencampuri urusan Timur Tengah. Amerika Serikat masih mendukung Israel yang terus merangsek di jalur Gaza, Yerusalem Timur. Hampir setiap hari jatuh korban warga Palestina karena kekejaman tentara Israel.
Peristiwa serangan 9/11 dijadikan ikon sebagai serangan teroris yang berasal dari negara Islam. Kemudian islamophobia berkembang pesat, baik di Amerika Serikat maupun di Eropa.
Di sisi lain, setelah peristiwa serangan 9/11 tersebut, Amerika lebih gencar menginvasi Timur Tengah, salah satunya adalah Afghanistan. Biaya yang dikeluarkan untuk itu sekitar 8 triliun Dolar. Sedangkan serangan 9/11 hanya sekitar 95 juta Dolar untuk perbaikan.Â
Joe Biden masih harus membuktikan kata-katanya bahwa bangsa Amerika Serikat bisa saling menghormati  agama  masing-masing. Sekiranya dia bisa mewujudkan perdamaian, barulah kita bisa salut kepada presiden Amerika Serikat tersebut.