Krisis keamanan di Afghanistan semakin meningkat paska serangan di bandara Kabul. Sekitar 100 orang menjadi korban, termasuk tewasnya beberapa tentara Amerika Serikat. Walau begitu, ribuan orang masih mengantri di luar bandara untuk menyelamatkan diri ke luar negeri.
Serangan tersebut menimbulkan kemarahan presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa mereka akan membalas. Akibat insiden itu, Joe Biden dituntut untuk mundur.
Ledakan di bandara Kabul, telah diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS-K. Siapa mereka? ISIS-K atau ISIS Khorasan adalah kelompok ekstrimis yang tumbuh di wilayah kontroversial kuno meliputi Iran, Afghanistan, Uzbekistan, Turkmenistan. Menurut Biden, ISIS-K merupakan musuh besar Taliban.Â
Kalau benar demikian, maka Afghanistan menghadapi perang segitiga. Antara lain, Amerika Serikat, Taliban dan ISIS-K. Maka, rakyat Afghanistan dalam posisi yang sangat riskan.Â
Kelompok ISIS-K sebagaimana ISIS yang telah kocar-kacir, tidak memiliki wilayah yang pasti. Ada kemungkinan bahwa mereka mengambil keuntungan dari kondisi Afghanistan yang mengalami chaos gegara Taliban mengambil alih kekuasaan.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi:Â
1. Setelah berhasil menyerang bandara Kabul, serangan berikutnya bisa saja terjadi. Tentu mereka tidak akan mencari kelengahan tentara Amerika Serikat dan NATO yang menjaga bandara.
Bisa jadi, ISIS-K akan menyasar ke gedung-gedung pemerintah, fasilitas umum dan pusat perbelanjaan. Inilah yang harus diwaspadai oleh rakyat Afghanistan, nyawa mereka terancam.
2. Kalau memang ISIS-K adalah musuh Taliban, mereka akan berhadapan. Taliban tentu mempertahankan wilayah yang telah dikuasainya. Perang terbuka bisa terjadi kapan saja.
Belum diketahui secara pasti, persenjataan apa saja yang dimiliki kelompok tersebut. Jika kelompok ini memiliki beking salah satu negara adidaya, maka berarti mereka berbekal senjata yang lengkap.
3. Jika Joe Biden melaksanakan kata-katanya, pasukan Amerika Serikat datang menggempur Afghanistan. Tentu dalam jumlah yang besar karena menghadapi dua pihak sekaligus, ISIS-K dan Taliban.
Mungkin Amerika Serikat seperti pepatah, sekali tepuk dua lalat, berharap bisa menaklukkan dua kelompok garis keras dalam satu gerakan.
Bila hal ini terjadi, entah bagaimana porak poranda Afghanistan, tentu seperti kapal pecah. Dan yang paling menderita adalah rakyat Afghanistan. Mereka kehilangan tempat tinggal, kelaparan dan sebagainya.
Namun seandainya perkembangan berubah, ISIS-K dan Taliban bekerjasama, Amerika Serikat akan kewalahan. Justru negara adidaya tersebut bisa mengalami kerugian yang jauh lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H