Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lentera Satu Muharam

9 Agustus 2021   20:51 Diperbarui: 9 Agustus 2021   21:50 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku masih di sini meski tahun telah berganti. Berusaha membelah sunyi dalam keramaian tak bertepi. Jalan yang teramat panjang dengan doa berkumandang. Di batas langit Engkau berbisik,"Tenanglah, belum waktunya kamu pulang".

Aku lenyap dalam senyap, terbang tanpa sayap. Bercengkrama dengan gelap, hingga duka menjadi lesap. Engkau menawarkan,"Aku beri cahaya atau kamu mau menjadi lentera?". Duhai yang Maha Kuasa, hamba ingin menjadi penerang hati yang buta.

Malam sungguh temaram di satu Muharam. Jiwaku telah menyatu bersama kelam. Masa depan tetap menjanjikan suatu harapan. Sampai pada suatu saat kita mencapai tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun