Hal paling konyol yang terjadi hari ini adalah twiter dari istri Ketua Umum Partai Demokrat, Annisa Pohan. Dia mengutip sebuah ayat dalam Al-Qur'an tapi melakukan kesalahan fatal. Tak pelak lagi menantu SBY ini mendapat serangan dari netizen.
Meskipun cuitan tersebut kemudian dihapus, sudah terlalu banyak orang yang mengabadikan dengan screenshot. Menyebarlah "aib" tersebut dan menjadi bahan tertawaan jagad maya Indonesia.
Cuitan Annisa Pohan berbunyi,"Fitnah itu lebih sadis dari pembunuhan," (surat Al Baqarah ayat 291). Nah, dimana letak kesalahannya?
Ada dua kesalahan fatal. Pertama, surat Al-Baqarah terdiri dari 286 ayat, tidak sampai 291. Kedua, yang disebut dalam Al-Qur'an sebenarnya "Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan". Tidak ada kata "sadis", melainkan kejam.
Politikus Demokrat membela sang putri Cikeas bahwa hal itu hanya kesalahan typo. Maksudnya mau menulis ayat 191, tetapi tertulis 291. Menurut dia, kesalahan itu sering dilakukan banyak orang.
Namun, sebagai seorang tokoh publik, yang notabene bersuamikan dan ber-mertua-kan politikus, seharusnya Annisa Pohan berhati-hati. Karena yang dikutip adalah ayat suci Al-Quran, orang yang baik pasti melakukan cek dan ricek dahulu.
Ada dua kemungkinan mengapa terjadi hal itu. Pertama, dia terlalu bernafsu mengutip ayat suci Al-Quran untuk membela keluarganya. Kedua, dia ingin menggunakan tameng agama untuk membela diri.
Padahal agama bukan untuk main-main. Seorang ulama atau ustadz pun sangat berhati-hati agar tidak menyesatkan umat dengan informasi yang salah. Apalagi orang yang awam terhadap agama.Â
Maka Annisa Pohan ada baiknya melakukan introspeksi diri. Ada beberapa alternatif yang bisa dia lakukan agar tidak sering terjeblos memalukan diri sendiri.
1. Jangan bicara politik sebelum fasih belajar dari ahlinya. Politik itu melihat dari berbagai aspek, bukan hanya dari sisi keluarga.Â
Ada baiknya Annisa Pohan belajar dahulu kepada senior partai atau perempuan yang memang sudah lama berkecimpung di dunia politik. Sehingga pernyataan yang dikeluarkan tidak asal "njeplak".
2. Jangan sekali-kali bicara dengan menjual agama. Apalagi jika baru belajar mengaji. Ini bukan sekedar khatam membaca, tapi juga paham dalam mengkaji Al-Qur'an.Â
3. Kalau banyak tidak tahu atau kurang paham, lebih baik diam. Daripada nanti menjadi bahan pembicaraan atau tertawaan orang lain. Jangan mempertontonkan kebodohan diri sendiri.
Dunia politik tidak mengandalkan wajah cantik, tetapi butuh otak yang cemerlang juga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H