Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Mendengar Langit Riuh dengan Doa

9 Juli 2021   13:06 Diperbarui: 9 Juli 2021   13:07 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi langit (dok.tri.orbasari)

Aku mendengar langit riuh dengan doa. Pagi, siang, malam, setiap saat bergema. Dari jiwa-jiwa yang merasa hampa. Ketika nyawa seakan tiada lagi harganya.

Sementara malaikat maut rajin membaca. Catatan mengenai hamba-hamba yang harus menghadap-Nya. Entah si Fulan, mungkin aku, mungkin kamu dan mungkin dia. Tak pernah bertanya, apakah bekal kita sudah cukup untuk dibawa ke alam baka.

Dan di sana, di tengah keheningan, ada yang berbaris tiada daya. Sementara Munkar dan Nakir menghitung tanpa senyum di wajahnya. Bumi hanya terdiam menerima. Dengan selimut dingin merasuk sukma.

Aku mendengar langit riuh dengan doa. Dan aku bersimpuh selagi aku bisa. Mengingat dan menyebut nama Yang Maha Kuasa. Pasrah kepada kehendak Dia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun