Menyusul kekonyolan susu beruang yang diborong masyarakat, sekarang kelapa hijau juga mengalami nasib yang sama. Banyaknya orang yang membeli kelapa hijau membuat harganya menjadi tidak masuk akal.
Di Depok, hari ini kelapa hijau telah mencapai harga Rp.50.000,- per butir. Saya menjadi takjub sekaligus geleng-geleng kepala. Baru kali ini harga kelapa hijau melambung begitu tinggi.
Padahal biasanya harga kelapa hijau sekitar Rp.12.000 hingga Rp.15.000,- . Hampir di setiap pedagang kelapa muda, tersedia juga kelapa hijau. Saya sering membelinya karena memang merupakan minuman segar yang paling saya sukai.
Karena ramainya orang yang berburu kelapa hijau, akhirnya stok di pedagang seringkali habis. Entah jika ada pedagang yang sengaja menyembunyikan agar bisa menaikkan harga dengan semena-mena. Ini bukan sepenuhnya salah pedagang, tetapi ulah masyarakat Indonesia yang begitu mudah "panic buying".
Biasanya, kelapa di wilayah Depok dan sekitarnya didatangkan dari Sukabumi. Dini hari ribuan kelapa diturunkan dari truk-truk ke pasar dan pedagang kelapa. Â Harga dari petani, nyaris tidak pernah berubah. Jadi, sebenarnya soal harga adalah permainan pedagang yang memanfaatkan situasi.
Hampir mirip dengan fenomena susu beruang, masyarakat memburu kelapa hijau untuk meningkatkan imunitas tubuh. Mereka berharap bahwa kelapa hijau dapat membantu tubuh melawan ganasnya virus Corona.
Sependek pengalaman saya, kelapa hijau memang mengandung banyak manfaat. Ketika saya terkena penyakit tipus dan demam berdarah dua kali, saya minum tiga butir kelapa hijau sehari. Proses pemulihan tubuh menjadi jauh lebih cepat.
Tak dapat disangkal, air kelapa hijau tidak hanya sebagai pelepas dahaga. Air kelapa hijau berkhasiat menetralisir racun, menyembuhkan dehidrasi, memberi energi, membantu diet, dan sebagainya. Tapi kalau untuk membantu melawan virus Corona, belum pernah terbukti.
Boleh saja orang minum air kelapa hijau untuk memperkuat imunitas tubuh sejauh itu tidak terlalu dipaksakan. Jangan sampai itu menjadi suatu keharusan. Kalau memang tidak ada pada pedagang, tak perlu dicari sampai ketemu.
Masih banyak minuman dan makanan yang bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh. Kita bisa minum jamu-jamuan, rempah-rempah atau empon-empon. Selain itu masih ada madu dan kurmaÂ
Karena itu, sangat penting untuk berpikir rasional, tidak menjadikan suatu benda sebagai keharusan untuk didapat. Agama mengajarkan kita untuk selalu menggunakan akal, bukan emosi sesaat.
Bila apa yang terjadi sudah tak bisa diterima dengan akal sehat, hentikanlah. Hewan pun tidak pernah berlebihan, makan hanya secukupnya. Apakah kita lebih bodoh dari hewan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H