Pagi-pagi saya membaca berita yang mengejutkan bahwa Rachmawati Soekarnoputri meninggal dunia. Tokoh politik adik kandung Megawati Soekarnoputri ini wafat di RSPAD Gatot Soebroto pada usia menjelang 71 tahun.
Rachmawati Soekarnoputri, lahir pada tanggal 27 September 1950. Beliau mengenyam pendidikan di SD, SMP dan SMA Santa Ursula. Rachmawati juga tercatat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.Â
Sebagaimana kakaknya, Rachmawati Soekarnoputri juga berkiprah di bidang politik. Pada masa Orde Baru dia menjadi Ketua  Gerakan Pemuda Marhaen (GPM), ketua Yayasan Bung Karno dan ketua umum Yayasan Pendidikan Soekarno.
Setelah reformasi, Rachmawati Soekarnoputri mendirikan Universitas Bung Karno, lalu membentuk partai pelopor. Partai ini kurang berkembang sehingga dia pindah ke Nasdem 2012-2014, terakhir berada di partai Gerindra.
Saya pernah dekat dengan Rachmawati Soekarnoputri ketika aktif di Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS). Rachmawati menjadi ketua umum, sedangkan saya menjabat sebagai sekretaris. Hampir setiap hari kami bertemu muka dan berdiskusi.
YPS yang dahulu selalu menyelenggarakan acara haul Bung Karno di Blitar. Acara ini dihadiri ribuan orang. Bahkan pernah mencapai lebih satu juta orang. Dalam acara ini biasanya saya menjadi MC dan mengendalikan massa yang kadang bergejolak.
Di sana juga berkumpul bersama keluarga Bung Karno yang lain, terutama adik Rachmawati yaitu Sukmawati Soekarnoputri. Salah satu ritual kami adalah mengunjungi makam proklamator dan presiden pertama RI Soekarno.Â
Makam Bung Karno selalu membuat saya merinding. Bukan karena seram atau angker, tapi karena penghormatan rakyat yang luar biasa. Banyak yang begitu khidmat walaupun hanya mencium bunga-bunga yang kami taburkan.Â
Keluarga Bung Karno memimpin tahlilan. Rachmawati dan keluarganya  duduk melingkari makam dan saya ada di belakangnya. Ruang makam tidak boleh dimasuki oleh orang lain karena sempit dan terbatas.
Karena banyaknya pengunjung, tanah di sekitar makam pernah ambles. Karena itu pada acara peringatan haul atau semacamnya jumlah pengunjung dibatasi hanya keluarga. Sedangkan masyarakat umum digilir pada jam tertentu.
Sebetulnya Rachmawati Soekarnoputri adalah anak perempuan yang paling cerdas dalam keluarga Bung Karno. Dia yang banyak membaca dan mengingat ajaran ayahnya, sang proklamator kemerdekaan Indonesia.Â