Penjenamaan diri atau lebih dikenal sebagai personal branding, memperkuat identitas seseorang. Hal ini berhubungan dengan ciri khas dan karakter seseorang.Â
Proses yang dijalani setiap orang berbeda-beda dalam melakukan penjenamaan diri. Tetapi pada intinya, erat kaitannya dengan meningkatkan kualitas seseorang di mata masyarakat.
Di platform blog Kompasiana juga begitu. Ada beragam orang yang menulis dengan ciri khas masing-masing. Namun di antara ratusan anggota, kita mungkin hanya mengetahui dan mengenal sepersekian saja. Nah, perhatikan apa yang membuat kita mengingat mereka.
Berdasarkan pengalaman saya selama sebelas tahun di Kompasiana, ada lima penjenamaan diri yang terjadi. Antara lain:
1. Menulis secara rutin. Rajin-rajinlah menulis di Kompasiana sehingga orang akan membaca nama kita. Kalau setiap hari orang-orang  melihat ada nama kita, tentu lama kelamaan akan hafal.Â
Sebagai contoh adalah Bapak Tjiptadinata Efendi yang menggunakan prinsip satu hari satu artikel (one day one article). Inilah yang membuat kita mengenal Pak Tjipta. Setiap hari selalu ada tulisannya.Â
Namun tentu saja Pak Tjipta tidak sekedar menulis, tidak asal-asalan dalam membuat tulisan. Pak Tjipta menulis artikel yang selalu memberi inspirasi dan bermanfaat bagi pembacanya.
2. Menulis bidang tertentu. Ambil bidang yang paling dikuasai atau yang paling disukai. Misalnya menyukai masakan, maka sebaiknya konsisten menulis tentang masakan. Dengan demikian pembaca akan menandai bahwa dia adalah ahli masak.
Ini bukan berarti kita tidak boleh menulis bidang lain. Sekali-kali kita menuliskan hal lain sebagai selingan agar tidak bosan. Tapi porsi terbesar adalah tulisan yang menjadi pasion kita.
Perlu diketahui, konsistensi menulis dalam satu bidang ini yang menjadi bahan pertimbangan untuk mendapatkan "centang biru". Kita mendapat identitas di bidang tersebut.
3. Tampil di televisi. Memang mendapat  kesempatan untuk tampil di televisi tidak mudah. Sungguh mujur jika admin memilih kita untuk tampil di sebuah program kompasiana di televisi.