2. Bangkitnya kelompok radikal
Pembiaran terhadap tumbuhnya kelompok radikal menyebabkan mereka bebas menyebarkan paham anti Pancasila. Mereka melakukan indoktrinasi kepada masyarakat yang kecewa terhadap kinerja pemerintah.
Kelompok radikal ini tumbuh subur setelah reformasi. Ada pihak-pihak yang sengaja memelihara untuk kepentingan politik. Mereka yang haus kekuasaan, memanfaatkan kelompok ini untuk menguasai Indonesia.
Seharusnya kita mengingat sejarah bagaimana kelompok radikal seperti DI/TII yang ingin mendorong negara Islam dan menolak Pancasila. Gerakan DI/TII telah menimbulkan korban nyawa yang tidak sedikit.Â
Namun ada juga kelompok radikal yang sengaja dipelihara negara asing untuk melakukan teror di beberapa provinsi yang menjadi incaran mereka. Biasanya mereka ada di daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan negara-negara tersebut.Â
Kelompok radikal harus dihentikan demi kedamaian rakyat Indonesia. Telusuri jejak mereka yang telah berhasil menyusup di setiap lini kehidupan masyarakat Indonesia.
3. Kurikulum sekolah yang minus Pancasila
Pada masa dahulu, ada pelajaran civic, PMP dan budi pekerti. Tetapi di zaman sekarang mata pelajaran itu lenyap. Padahal itulah dasar dari pelajaran Pancasila di sekolah.
Karena itu, sebaiknya kita menjadikan Pancasila sebagai salah satu kurikulum sekolah. Pendidikan Pancasila sejak dini akan mengantisipasi radikalisme yang menyusup di sekolah-sekolah berbasis agama.
Pelajaran Pancasila harus menjadi mata pelajaran wajib di setiap sekolah, baik swasta maupun negeri. Untuk itu, diperlukan payung hukum yang kuat, misalnya dengan keputusan presiden.