Apa yang kita ketahui tentang candi Borobudur? Kebanyakan dari kita hanya mengenal Borobudur sebagai salah satu dari keajaiban dunia karena merupakan candi terbesar di dunia. Ternyata tidak hanya itu, Borobudur menyimpan sesuatu yang lebih dahsyat. Hal inilah yang harus kita sadari mengapa Borobudur menjadi bukti dari wonderful Indonesia.
Relief yang terpahat pada dinding candi Borobudur, menyimpan berbagai macam informasi dan ilmu pengetahuan. Seluruh kehidupan manusia tergambar dalam relief tersebut. Di antara relief itu, terlihat bagaimana alat musik telah menjadi bagian dari peradaban manusia.Â
Candi Borobudur dibangun pada 1300 tahun yang lalu dengan memakan waktu selama 75 tahun. Tinggi keseluruhan candi 29 meter dan menggunakan 12 juta blok batu. Ada 1460 relief cerita dan 1212 relief dekoratif dengan nilai historis.
Kalau dilihat dari atas, bentuknya menyerupai Mandala raksasa yang menggambarkan perjalanan manusia dari samsara menuju nirwana. Sedangkan relief, menunjukkan tiga tingkatan hidup manusia. Dari bawah ke atas, kamadathu (dunia keinginan), rupadathu (dunia nyata), dan arupadathu (dunia roh).
Hal yang menakjubkan, bagaimana kita menemukan alat musik sebagai bagian penting dari kehidupan manusia pada zaman itu. Hasil penelitian membuktikan bahwa alat musik yang ada dalam relief candi Borobudur tersebut masih digunakan hingga sekarang.
![Relief alat musik (dok. Takatu.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/11/img-20210511-112441-609aa60fd541df7ff44ea472.jpg?t=o&v=770)
Setelah ditelusuri, semua alat musik itu tetap eksis di 34 provinsi seluruh Indonesia. Bahkan juga masih ditemukan dan digunakan di 40 negara di dunia. Luar biasa, hal ini membuktikan bahwa musik telah menjadi bahasa yang universal sejak berabad-abad lalu.
Bagaimana peran Borobudur dalam menyuarakan musik sebagai bahasa yang universal? Jelas bahwa melalui relief, Borobudur menjadi pusat pembelajaran dan penyebaran musik ke seluruh dunia.
 Jadi candi Borobudur bukan hanya sebagai tempat belajar agama Budha, tapi juga musik. Ternyata, Borobudur adalah pusat musik dunia. Sangat tepat jika dikatakan bahwa Borobudur menggaungkan musik sebagai pemersatu masyarakat internasional. Inilah yang kita sebut sebagai the sound of Borobudur.
![Relief alat musik 2 (dok.garuda.ristekdikti.go.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/11/img-20210511-112458-609aa6ad8ede484a9c2bf822.jpg?t=o&v=770)
Kita menyaksikan perang yang tak ada hentinya  di berbagai belahan dunia. Perang bisa  disebabkan oleh perbedaan ras, kepentingan politik hingga kepentingan ekonomi. Tetapi musik tidak pernah menyebabkan timbulnya perang.
Musik adalah satu-satunya yang justru mempersatukan masyarakat internasional. Musik menjadi bahasa yang universal, dimengerti dan disukai oleh semua orang dari berbagai bangsa dan negara.
 Hal itu sudah disadari orang Indonesia sejak berabad-abad lalu dengan cerita yang tersirat pada  relief di candi Borobudur. Maka, sangat besar peluang bagi rakyat Indonesia  kembali mengedepankan musik sebagai pemersatu bangsa, bahkan untuk mendamaikan dunia.
Untuk itulah digaungkan the sound of Borobudur yang diprakarsai oleh Trie Utami, Dewa Budjana dll. Mereka bergerak sejak tahun 2016 pada event Borobudur Culture Feast.Â
Kelompok ini telah memperkenalkan dan mengembangkan musik etnik Indonesia ke seluruh dunia. Bersama Japung Nusantara menguatkan budaya Nusantara sebagai identitas kita.Â
![Relief bermusik (dok.japung Nusantara)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/11/img-20210511-112518-609aa6e78ede486eb80c8b52.jpg?t=o&v=770)
Kini mereka menjadi motor penggerak the sound of Borobudur. Melalui musik kita membangun peradaban dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI