Betapa kita sering mendengar keluhan orang lain bahwa hidupnya sangat menderita. Padahal dia baru mengalami kesulitan hidup sebentar saja, belum sampai bertahun-tahun. Mereka lupa belajar dari keteladanan Nabi Ayub A.S yang memiliki kesabaran luar biasa.
Semula Nabi Ayub adalah seorang yang kaya raya. Allah SWT memberikan karunia kekayaan harta, anak-anak yang banyak (12 orang) dan istri yang solehah. Hidupnya bahagia, makmur dan sejahtera.
Meski demikian, Nabi Ayub tidak pernah lupa bersyukur. Ia juga sangat dermawan, membagikan kekayaannya untuk menolong orang yang membutuhkan. Berapa pun banyaknya yang dibagikan, kekayaannya tidak pernah berkurang karena rahmat Allah SWT.
Hingga pada suatu ketika, iblis memohon kepada Allah agar Nabi Ayub diberi ujian. Ia yakin iman Nabi Ayub goyah jika Rahmat Allah diangkat. Allah mengabulkan permintaan itu.
Maka tetiba Nabi Ayub mengalami ujian beruntun. Antara lain:
1. Nabi Ayub ditimpa penyakit yang aneh, dan dianggap berbahaya. Kulitnya penuh dengan kudis dan berulat. Semua orang menjauhi dia. Hanya istri dan dua saudara yang masih mau menolongnya.
Akibat penyakitnya, Nabi Ayub dikucilkan. Ia terusir dari negerinya sendiri. Tetapi Nabi Ayub sama sekali tidak mengeluh. Ia tetap taat beribadah kepada Allah SWT.
2. Anak-anaknya meninggal dunia. Semua anak-anak Nabi Ayub dimatikan oleh Allah SWT. Tidak ada seorang pun yang hidup. Nabi Ayub bersedih, tapi tetap tidak mengeluhkan.Â
Nabi sadar bahwa anak adalah titipan Allah. Karena itu jika pemiliknya mengambil kembali, maka dia hanya bisa pasrah dan tawakal. Semua dikembalikan kepada Allah SWT.
3. Kekayaannya dicabut. Kekayaan Nabi Ayub musnah. Badai menghancurkan perkebunan dan semua harta bendanya. Ia tidak lagi memiliki apa-apa, tapi Nabi Ayub sama sekali tidak mengeluh. Harta benda juga merupakan titipan Allah SWT.
Nabi Ayub dan istrinya tinggal di gubuk jauh dari kota. Selama 18 tahun ia menanggung penderitaan itu tanpa sedikit pun mengeluh. Ia tetap taat beribadah kepada Allah.