Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berikan Teladan yang Baik pada Anak-anak

2 Mei 2021   09:08 Diperbarui: 2 Mei 2021   09:14 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan suci Ramadan adalah saat paling tepat untuk mengajarkan ibadah pada anak-anak. Sesuai dengan perintah Allah dan rasul-nya, kita memperbanyak ibadah di bulan ini.

Selain itu, konsentrasi untuk beribadah jauh lebih baik di bulan Ramadan. Pada bulan-bulan yang lain, sebagian besar orang terlena oleh urusan duniawi. Manusia hanya memikirkan kebutuhan jasmani sehingga kebutuhan rohani terabaikan. Bulan Ramadan adalah waktu untuk menebus kekurangan itu.

Anak-anak biasanya belajar di sekolah hanya separuh waktu. Apalagi sekarang karena pandemi, sistem belajar daring membuat anak-anak harus terus belajar di rumah.

Memberikan pengajaran beribadah kepada anak-anak adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Tidak ada yang berat sebelah, saling mengisi dan bahu membahu.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengajarkan anak-anak beribadah. Antara lain:

1. Berikan keteladanan. Cara yang paling ampuh adalah menjadikan diri sendiri sebagai figur ideal anak-anak, seseorang yang patut dicontoh. Karena itu, tunjukkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Begitu pula dalam beribadah, otomatis anak memperhatikan orangtuanya. Mereka adalah peniru yang baik terhadap figur terdekat. Kalau orangtua beribadah, mereka akan tergerak juga untuk beribadah.

Namun tentu saja tidak dengan hanya membiarkan melihat. Orangtua harus aktif mengajak anak-anak. Jika ayah pergi ke masjid, ajaklah supaya mereka mengenal dan mencintai masjid.

Kalau tidak ke masjid, ajak salat berjamaah di rumah. Kemudian dilanjutkan dengan bertadarus. Hal ini harus dilakukan dengan sabar dan telaten karena kemampuan setiap anak berbeda.

2. Beri reward. Anak-anak masih belum mengerti betul tentang pahala dan dosa. Bagi mereka itu adalah sesuatu yang abstrak. Karena itu kita memberikan reward yang nyata kepada mereka jika selalu beribadah.

Salah satunya adalah memberikan makanan kesukaan mereka. Misalnya, kalau selesai berhasil menyelesaikan tadarus, membawa mereka makan pizza di resto terdekat. Bisa juga memberi sejumlah uang bagi yang berhasil menghafal surat-surat pendek.

3. Bertahap. Jangan memaksakan ibadah secara paksa. Contohnya, seorang anak baru belajar berpuasa tahun ini. Tidak perlu memaksanya untuk langsung satu hari penuh.

Lakukan itu secara bertahap. Misalnya, minggu pertama puasa hanya setengah hari. Jam dua belas siang boleh makan dan minum, setelah itu lanjutkan berpuasa sampai Maghrib.

Minggu kedua tentu sudah terbiasa, maka ditambah waktu berpuasanya sampai jam dua siang. Minggu ketiga, ditambah lagi sampai jam empat. Nah minggu terakhir, beri motivasi untuk sampai adzan Maghrib. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun