Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lagu Sajadah Panjang adalah Nafas dan Jiwaku

22 April 2021   09:40 Diperbarui: 22 April 2021   09:48 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salat di jalanan (dok.gaza.news)

Lagu-lagu ciptaan Bimbo adalah lagu-lagu yang tak lekang dimakan zaman. Terutama lagu-lagu religi yang sangat menyentuh, saya yakin tercipta atas petunjuk dan bimbingan Allah. Di antara lagu-lagu itu, favorit saya yaitu Sajadah Panjang.

Jika saya menyanyikan lagu Sajadah Panjang pada saat sedang sendirian, tak terasa air mata mengalir deras dari kedua mata ini. Lagu ini menggetarkan seluruh ruang batin saya hingga luluh lantak.

"Ada sajadah panjang terbentang dari kaki buaian. Sampai ke kaki tujuan hamba. Tujuan hamba bila mati"

Bait pertama saja sudah sarat makna, bahwa kita hidup sesungguhnya adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Sesuai dengan surat Adz-Dzariyat ayat 56. "Tidak Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada Ku"

Itulah sejatinya yang saya lakukan. Setiap hal, setiap perbuatan, setiap ucapan tidak boleh terlepas dari bagian pengabdian saya kepada Allah. Karena itu saya sangat berhati-hati dalam kehidupan ini.

Namun sebagai manusia, saya juga sering melakukan kesalahan, apalagi jika sedang terlibat dalam urusan duniawi. Di sekeliling kita banyak orang yang tidak sejalan, beda pemikiran dan pemahaman.

Walaupun demikian, saya berusaha tetap istiqamah di mana pun berada. Saya menjaga ibadah saya sehingga tidak pernah tertinggal dalam keadaan apapun.

"Ada sajadah panjang terbentang, daku tunduk dan sujud. Di atas sajadah panjang ini, diselingi sekedar interupsi. Mencari rezeki, mencari ilmu, mengukur jalanan seharian. Begitu terdengar suara adzan, kembali tersungkur hamba"

Bait ini betul-betul menggambarkan keadaan saya, yang lebih banyak  berada di jalan ketika mencari rezeki. Tetapi di tengah kesibukan itu, ketika mendengar suara adzan, saya segera mencari musala atau masjid.

Ya. Sajadah panjang adalah nafas dan jiwa saya dalam menjalani kehidupan ini. Kadang terasa sangat berat, terseok-seok, lemah dan letih. Karena saya hanya sendirian, tidak punya sesuatu kecuali bersandar pada kasih sayang Allah SWT.

"Ada sajadah panjang terbentang, daku ruku dan sujud. Hamba sujud tak lepas kening hamba, mendengar Dikau sepenuhnya"

Dalam sujud itulah saya mencari jawaban atas setiap persoalan kehidupan. Saya hanya bergantung kepada Allah, maka ketika saya merasa sangat letih, hanya Allah yang bisa saya harapkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun