Jangan menghitung rindu. Dia telah berlarian di antara waktu. Nikmati saja setiap kepahitan. Seperti secangkir kopi dalam satu tegukan.
Aku sengaja membiarkan rasa itu pudar bersama senja. Toh, tak ada gunanya menahan mimpi sepanjang usia. Cita-cita yang rapuh bersama peluh. Aku hanya butuh tempat berteduh.
Jangan menghitung rindu dengan secangkir kenangan. Karena telah berjatuhan semua angan. Begitu pekat bayanganmu berkelebat. Dan akhirnya sirna tak terlihat.
Malam masih menjanjikan pagi. Sepucuk doa untukmu terhantar ke langit tertinggi. Usai sudah kisah kita sebagai manusia. Hanya bersiap menghadap Yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H