Bos Tesla, Elon Musk sekarang menjadi orang yang paling diincar untuk bisnis teknologi. Sejak saham Tesla booming tahun lalu, Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia. Bisnisnya menyangkut teknologi masa depan yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh orang lain.
Tidak heran jika banyak negara yang berminat untuk kerjasama dengan Elon Musk, di antaranya adalah Turki dan Indonesia. Kerjasama dengan Elon adalah sebuah keniscayaan, lelaki jenius dan visioner ini tentu tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mewujudkan ide-idenya yang brilian.
Tidak membuang waktu, Presiden Turki Erdogan telah melakukan pertemuan virtual dengan Elon Musk membahas kerjasama kedua pihak. Turki berminat untuk mengembangkan teknologi ruang angkasa. Space X yang dikelola Elon mengkhususkan diri di bidang ini.
Turki sedang memperkuat pertahanan negara dengan berbagai teknologi, baik yang dikembangkan sendiri maupun dari negara lain. Persenjataan, kapal perang, pesawat tempur hingga drone telah melengkapi sistem pertahanan Turki. Tetapi teknologi ruang angkasa belum dikuasai, itulah sebabnya Turki melirik Elon Musk.
Namun Erdogan tidak menutup kemungkinan juga mengadakan kerjasama yang lain. Misalnya dengan industri mobil listrik yang diproduksi Tesla. Turki membuka kesempatan bagi Tesla jika ingin menanamkan investasi di sana.
Menurut rencana, kerjasama ini akan segera dilaksanakan meski situasi dunia masih dilanda pandemi. Sebagai catatan, perekonomian Turki justru mengalami peningkatan.Â
Indonesia juga tidak ketinggalan, pemerintah memandang perlunya teknologi yang bisa menyejahterakan rakyat. Karena itu pemerintah menerima proposal yang diajukan Tesla, yaitu membangun baterai raksasa atau bisa disebut power Bank.
Beberapa hari yang lalu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama PT Aneka Tambang TBK dan PT Inalum Persero mengadakan pertemuan virtual dengan Bos Tesla. Mereka membicarakan rencana  membangun penyimpanan energi skala besar.
Tesla berminat membuat Energy Storage System (RSS) di Indonesia. Penyimpan ini berupa baterai raksasa yang mampu menyimpan tenaga listrik hingga puluhan, bahkan ratusan Mega Watt. Baterai raksasa atau Power Bank ini juga berfungsi sebagai stabilisator atau pengganti pembangkit peaker (penopang beban puncak).
Menurut Elon Musk, sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat memungkinkan membangun Power Bank tersebut. Sedangkan negara-negara lain tidak memiliki kondisi geografis yang seperti ini.Â
Dua keuntungan bagi Indonesia untuk kerjasama dengan Tesla, pertama memenuhi kebutuhan listrik ke seluruh Nusantara. Selama ini daerah-daerah terpencil dan terluar masih belum menikmati pasokan listrik. Dengan teknologi ini diharapkan kebutuhan masyarakat tercukupi.