Patutkah kita bertanya pada malam, tentang malaikat-malaikat yang terbang menjemput nyawa. Cahaya bintang pun meredup dalam sunyi, membisu seribu bahasa. Telah dilapangkan jalan menuju langit. Bahkan untuk hati yang paling sempit.
Ketika burung-burung mengemas keheningan dalam kepak sayapnya. Malam pun semakin khidmat di hadapan Yang Maha Kuasa. Sebuah isyarat telah dikumandangkan. Pulanglah kalian ke haribaan.
Semesta berencana, menorehkan catatan ke sekian. Bisikan malam menyatu dengan pedang-pedang malaikat di antara hujan. Hanya untuk sekejap. Dan kemudian para hamba itu lenyap.
Kita diingatkan, tak pernah punya daya apa-apa. Seperti debu yang diterbangkan entah kemana. Tak sempat menyusun rindu tentang surga. Setelah buta dalam buaian dunia.
Patutlah kita bertanya pada malam, tentang malaikat-malaikat yang melaksanakan tugasnya. Kita hanya bisa diam, terpekur dalam doa. Biarkan takdir berjalan apa adanya. Kewajiban kita hanya selalu taat kepada Dia.
*Puisi untuk korban pesawat yang jatuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H