Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wakaf Literasi dari Seorang Thamrin Dahlan

20 Agustus 2020   10:49 Diperbarui: 20 Agustus 2020   10:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Begitupun pepatah lama yang melekat dalam ingatan saya. Tetapi untuk seorang Thamrin Dahlan, kelak yang ditinggalkan adalah wakaf Literasi.

Pak Thamrin Dahlan, kompasianer senior yang telah 10 tahun menulis di Kompasiana. Sama dengan saya. Kami, seperti juga Pak Tjipta dll telah menulis di platform ini ketika belum banyak orang yang melakukannya.

Pada tanggal 19 Agustus merupakan awal keberadaan Thamrin Dahlan di Kompasiana. Untuk memperingati hal itu, kami berkumpul di tengah pandemi tanpa mengabaikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Bertempat di sebuah kafe di kawasan Margonda Depok, 15 orang hadir. Saya sengaja memilih tempat ini agar teman-teman mudah mencapai dengan kereta. Kebetulan saya dipercaya sebagai host acara ini.

Dalam acara ini ternyata Pak Thamrin Dahlan memperkenalkan Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan (YPTD) yang didirikan untuk menerbitkan buku. Ada yang istimewa di sini, YPTD bisa membantu teman-teman kompasianer secara gratis.

YPTD akan membantu menerbitkan buku dengan ISBN. Buku ini sebagai master, yang kelak bisa diperbanyak sesuai berapa eksemplar yang kita inginkan. Sebagai master, buku ini juga mudah untuk direvisi, ditambah atau dikurangi.

Pak Thamrin Dahlan menandatangani buku terbarunya (dok.diankelana)
Pak Thamrin Dahlan menandatangani buku terbarunya (dok.diankelana)
Yup, inilah wakaf Literasi dari Pak Thamrin Dahlan, yang memang sangat 'concern' terhadap dunia kepenulisan. Perlu diketahui, dalam kurun waktu 10 tahun, Pak Thamrin Dahlan telah menerbitkan 30 buah buku. Hal ini sungguh membuat saya malu, yang belum menerbitkan satu pun buku.

Padahal, menurut Pak Thamrin Dahlan, buku adalah mahkota penulis. Buku adalah bukti bahwa seseorang itu memang berkiprah sebagai penulis. Dalam hati saya berjanji akan segera menerbitkan buku dengan bantuan YPTD.

Tidak banyak orang yang memiliki ide memberi wakaf di bidang literasi, sesuatu yang sebetulnya sangat berarti. Karena hal itu berarti kita turut memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat.

Dalam pengelolaan yayasan ini, Pak Thamrin Dahlan dibantu seorang keponakan yang bernama Doni. Pria muda ini adalah pengusaha yang cukup sukses.

Wakaf Literasi ini merupakan dua sisi mata uang, memberikan pahala kepada yang mewakafkan dan sumbangsih ilmu kepada orang yang membutuhkan. Wakaf yang abadi baik untuk Pak Thamrin Dahlan.

Kami sebagai penulis, tentu sangat gembira dengan adanya YPTD ini. Ada kemudahan menerbitkan buku, terutama untuk orang yang berpenghasilan pas-pasan. Sebab sulit mengharapkan penerbit mayor dan butuh uang untuk penerbitan indie.

Dalam acara ini, Pak Thamrin Dahlan membagikan buku terbarunya berupa kumpulan tulisan selama pandemi. Pensiunan Polri ini tetap berkarya di saat banyak orang kehilangan gairah.

Dengan demikian Pak Thamrin Dahlan telah memberikan inspirasi dan memacu kompasianer lainnya untuk menerbitkan buku. Kami berdoa semoga kelak setiap upaya YPTD diberi kemudahan oleh Allah SWT.

Silaturahmi ala Thamrin Dahlan (dok.diankelana)
Silaturahmi ala Thamrin Dahlan (dok.diankelana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun