Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Sepelekan Pemerkosaan Suami terhadap Istri

27 September 2019   17:48 Diperbarui: 28 September 2019   06:04 1609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (go-dok.com)

Sebagai perempuan, saya sungguh sedih dan prihatin bahwa masalah pemerkosaan suami terhadap istri dianggap masalah yang lucu. Di beranda Facebook banyak dijadikan celotehan dan meme yang mengejek seakan kasus tersebut adalah hal yang mengada-ada, dijadikan bahan bercanda oleh banyak orang yang tidak sensitif.

Bersyukurlah kalian yang memiliki rumah tangga yang adem ayem tentrem, penuh romantika, dan kebahagiaan. Tapi sebenarnya tidak semua orang beruntung mendapatkan pasangan yang sesuai, atau idealnya belahan jiwa, tidak terlalu banyak konflik di dalam rumah tangga. 

Perlu diketahui bahwa sebagian perempuan mengalami nasib yang buruk, mendapatkan pasangan hidup yang salah. Akibatnya rumah tangga menjadi neraka dunia. Jangankan kebahagiaan, bisa selamat lahir batin saja sudah bersyukur. Selain itu, bisa menyebabkan kegilaan, hilang ingatan karena depresi yang tinggi.

Seharusnya kita mengingat tentang KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang masih sering terjadi di dalam masyarakat. Bukankan kita sudah banyak membaca bagaimana seorang suami atau istri membunuh pasangannya dengan darah dingin. Begitu pula dengan kasus pemerkosaan.

Bercinta, istilah kerennya making love atau berhubungan seks sesama pasangan tidak melulu sebagai sesuatu yang indah. Kalau salah satu pasangan memaksakan keinginan seksnya secara berlebihan, itu sudah masuk kategori pemerkosaan. Jangan mengira bahwa hanya karena mereka suami istri, lalu hubungan itu halal, bisa dilakukan kapan saja dan semaunya yang menginginkan.

Ajaran dalam agama Islam, Rasulullah bersabda kepada suami agar mempergauli istri dengan lemah lembut. Bahkan Rasulullah melarang suami memukul istri secara langsung, kalau melakukan kesalahan, hanya dianjurkan memukul dengan bantal agar tidak menyakiti istri.

Namun faktanya, bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari suami melakukan kekerasan. Dalam persoalan hubungan seks ini juga sering ada perilaku menyakiti. Kasus yang paling ringan adalah memaksakan hubungan seks di saat istri sedang kelelahan atau sakit.

Tahukah kalian ada beberapa suami yang memaksa melakukan hubungan itu dengan tidak semestinya? katakanlah mereka memiliki kelainan atau juga hypersex. Ini yang  seringkali menyebabkan terjadinya pemerkosaan suami terhadap istri.

Kasus ini jarang terungkap karena budaya buruk kita yang selalu memposisikan suami lebih tinggi dari istri.

Contoh kasus adalah apa yang telah diceritakan seorang perempuan  di laman facebook. Ia mengalami pemerkosaan yang dilakukan oleh suaminya sendiri. Sang suami memaksakan hubungan seks beberapa kali dalam sehari. Hubungan itu tidak normal, dimana dia diikat oleh suaminya. 

Sang suami yang maniak seks ini memaksa hubungan anal seks berulang kali sehingga dia jatuh sakit. Bahkan di saat dia sakit, tetap dirudapaksa oleh laki-laki tersebut. Ketika dia melaporkan hal ini kepada polisi dan mengajukan cerai, tidak ada yang mendukungnya. Ia dianjurkan untuk rujuk. Tentu saja ia tidak ingin menderita seumur hidup, dia berusaha melepaskan diri.

Parahnya, si mantan suami masih tidak mau membiarkan dia hidup bebas. Ia berulang kali meneror mantan istrinya, hingga menculik kedua anaknya. Perempuan ini harus berjuang seorang diri dalam menghadapi seorang laki-laki seperti ini.

Pemerkosaan, siapa pun pelakunya akan menimbulkan trauma kejiwaan yang mendalam bagi korbannya. Karena itu, jangan lagi ada orang yang menjadikan hal ini sebagai bahan bercanda, baik itu di media sosial maupun kehidupan nyata. Kita tidak tahu kecuali jika mengalaminya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun