Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Tak Perlu Galau Soal Pemindahan Ibu Kota, Ini Alasannya

27 Agustus 2019   13:40 Diperbarui: 27 Agustus 2019   14:06 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Presiden Jokowi mengumumkan akan memindahkan ibukota dari DKI Jakarta ke provinsi Kalimantan Timur, Gubernur Anies Baswedan tampak tidak gembira (baca: masam). Bahkan ia meninggalkan tempat sebelum acara selesai.

Memang persoalan pemindahan ibukota menjadi kontroversi, baik oleh penduduk DKI sendiri maupun warga negara Indonesia lainnya. Masing-masing mengemukakan alasan berdasarkan fakta dan logika.

Berhubung yang sekarang menjadi gubernur ibukota adalah Anies Baswedan, maka hal ini langsung menyentuh kepentingannya. Jelas pemindahan itu sangat berdampak terhadap kepemimpinan dia di ibukota Jakarta.

Beberapa waktu yang lalu, ia berhasil menjadi gubernur dengan 'perjuangan' yang luar biasa. Terutama dukungan demonstrasi dari golongan yang mengatasnamakan agama.

Sungguh miris jika menyadari bahwa tetiba jabatan sebagai gubernur ibukota bisa melorot begitu saja. Menguap seperti air tanpa bekas. Wajar jika reaksi Anies tidak gembira.

Namun sebenarnya Anies tidak perlu sesedih itu. Pemindahan ibukota bukan kiamat bagi karirnya. Justru ia harus bisa melihat sisi positif dari rencana tersebut.

Beberapa alasan agar Anies tidak galau sbb:

1. Pemindahan ibukota masih akan berlangsung lama. Faktanya, keputusan Presiden baru dikeluarkan, belum tentang pelaksanaan.

Membangun sebuah ibukota membutuhkan waktu yang cukup lama, hingga bertahun-tahun. Segala sarana dan prasarana harus diwujudkan terlebih dahulu, belum tentu selesai dalam lima tahun.

Karena itu, selama ibukota baru masih dalam pembangunan, DKI Jakarta masih berstatus ibukota. Maka Anies Baswedan terhitung masih menjabat sebagai gubernur ibukota DKI Jakarta.

2.  Pemindahan ibukota bukan berarti pemindahan pusat bisnis. Beberapa contoh negara lain, memiliki ibukota yang berbeda. Misalnya Amerika Serikat dengan New York city sebagai pusat bisnis dan Washington DC sebagai ibukota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun