Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ivanka di Pertemuan G20, Donald Trump Menyiapkan Politik Dinasti?

2 Juli 2019   04:45 Diperbarui: 2 Juli 2019   08:21 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ivanka Trump (dok.tempo.co)

Ada satu hal yang mengherankan dari pertemuan G20 di Jepang. Di sana tampak putri presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Mengapa dia ada dalam pertemuan para pemimpin dunia? Padahal rerata wanita yang hadir adalah ibu negara dan para menteri yang mendukung program pemerintahan.

Kehadiran Ivanka Trump memang mencolok perhatian, bukan hanya karena penampilannya yang cantik.  Tetapi tidak ada ceritanya seorang putri presiden menggantikan keberadaan ibu negara yang berhalangan hadir dalam pertemuan sepenting itu. Ini adalah pertemuan para pemimpin tingkat dunia, begitu pula wanita wanita yang ada di sana.

Dalam kapasitas apa Ivanka Trump hadir, merupakan tanda tanya besar bagi banyak orang. Apakah hadir sebagai anggota keluarga, penasihat presiden atau sebagai pengurus rumah tangga kepresidenan. Semua itu juga tidak cocok disematkan kepada Ivanka Trump terkait kemunculannya di sana.

Mungkin ini merupakan indikasi bahwa Donald Trump sedang menyiapkan politik dinasti. Dia ingin menurunkan kekuasaan kepada keluarganya kelak dan Ivanka adalah seorang anak yang ikut terlibat dalam kehidupannya sebagai presiden. Trump tampaknya membawa Ivanka untuk lebih banyak belajar mengenai politik internasional.

Memang politik dinasti tidak dikenal dalam sistem politik di Amerika Serikat. Selama ini belum pernah ada anak presiden Amerika Serikat yang kemudian kelak menuruti jejak ayahnya, kecuali George Bush. Presiden terpilih selalu berasal dari latar belakang yang berbeda dari dua partai yang bersaing dengan ketat.

Satu-satunya keluarga yang tampak berkecimpung dalam politik secara menonjol hanyalah Hillary Clinton. Suaminya adalah mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton. Hillary adalah pesaing Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat terakhir. Dia justru memperoleh suara lebih tinggi dari Donald Trump.

Tetapi bukan berarti keluarga Clinton menyiapkan politik dinasti. Hillary sejak dahulu adalah seorang politikus, dia adalah seorang senator. Hillary Clinton memiliki kemampuan dan kecerdasan sebagai pemimpin, terlepas dari dia sebagai istri mantan seorang presiden. 

Sedangkan Ivanka tidak seperti itu. Sebelum Donald Trump menjadi presiden, dia justru lebih dikenal sebagai pebisnis. Ivanka menciptakan brand untuk berbagai produk fashion, sepatu dsb. Mungkin karena ibunya adalah mantan fotomodel, Ivanna Trump yang dahulu adalah istri  Donald Trump sebelum mereka bercerai.

Tanda tanda Donald Trump menyiapkan politik dinasti adalah ketika ia juga mengangkat suami Ivanka, Jared Kushner menjadi penasihat kepresidenan. Jared Kushner adalah yahudi Amerika Serikat yang aktif mengurus keterlibatan Amerika Serikat di Timur Tengah, terutama membantu Israel dalam masalah Palestina.

Motivasi Donald Trump menyiapkan politik dinasti bisa jadi ia meragukan apakah akan terpilih kembali dalam pemilihan presiden mendatang. Donald Trump belum tentu terpilih untuk kedua kalinya. Ia tidak yakin apakah kelak mampu bertarung dengan kandidat lain.

Ada dua masalah yang dihadapi oleh Donald Trump. Pertama, senator seperti Hillary Clinton yang memiliki dukungan yang mengakar. Pemilihan presiden yang lalu, Donald Trump diuntungkan oleh sistem, dan juga skandal bantuan dari Rusia yang menghebohkan masyarakat.

Kedua, hasil survey tentang calon presiden yang diidamkan masyarakat Amerika Serikat, menunjukkan bahwa mereka tidak menginginkan presiden yang berusia di atas 70 tahun. Tentu hal ini mengancam eksistensi Donald Trump sebagai calon presiden. Dia telah berusia di atas 70 tahun.

Selain itu, kebijakan kebijakan Donald Trump sering menjadi blunder. Kongres Amerika Serikat tidak menyukai kebijakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Donald Trump karena justru merugikan Amerika Serikat. Banyak anggota kongres yang ingin menjatuhkan Trump.

Dalam persoalan perang dagang dengan negeri tirai bambu, Amerika Serikat akhirnya menyerah kalah. Donald Trump akhirnya membuka kembali impor komponon Huawei dari Cina. Sebab larangan impor tersebut telah memukul perekonomian Amerika Serikat.

Jadi, jika kelak Donald Trump kalah dari persaingan menjadi presiden Amerika Serikat, setidaknya dia telah mendidik putrinya untuk mengerti politik. Baik Ivanka maupun suaminya, bisa menjadi kandidat dalam periode berikutnya. Trump, yang telah merasakan empuknya kekuasaan, ingin mewariskannya kepada Ivanka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun