Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Playing Victim" Ala Amerika Serikat dan Sekutu di Teluk

17 Juni 2019   13:25 Diperbarui: 17 Juni 2019   13:30 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mike Pompeo (dok.mee.net)

Playing Victim

Amerika Serikat dan sekutunya sedang menggunakan pola intelejen "playing victim". Pola yang memang menjadi ciri khas CIA dan rekanannya.  Misalnya kasus pembunuhan agen ganda di Inggris, di mana Amerika Serikat dan Sekutu menuduh Rusia yang membunuh agen ganda tersebut.

Pola yang sama juga dilakukan Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu. Negara adidaya ini menuduh Iran akan menyerang base camp Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Begitu pula dengan Arab Saudi yang mengatakan bahwa Iran berniat untuk menyerang kerajaan tersebut.

Faktanya, Amerika Serikat telah menempatkan kapal induk dengan peralatan perang yang lengkap di kawasan Teluk. Kapal ini dilengkapi dengan berbagai macam rudal dan senjata mutakhir lainnya. Marinir Amerika Serikat siaga 24 jam dalam keadaan siap perang.

Selain itu, pasukan Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi telah menempati pangkalan pangkalan yang telah disiapkan sejak tahun lalu. Jumlah pasukan selalu bertambah, dengan persenjataan yang lengkap. Mereka siap menyerang Iran kapan saja.

Amerika Serikat hanya sedang menyiapkan 'dalil' atau alasan yang kuat untuk segera menyerang Iran. Karena Iran sangat hati hati, maka Amerika Serikat mencari cara dan celah agar sekutu mendapatkan alasan tersebut. Termasuk melancarakan tuduhan penyerangan terhadap kapal tanker.

Dalam hal ini PBB berusaha menengahi dengan menyatakan bahwa insiden itu perlu diselidiki terlebih dahulu. Sekjend PBB, Antonio Guterres menegaskan bahwa sangat penting untuk mengetahui kebenaran dan siapa yang bertanggung jawab, dengan membentuk tim investigasi independen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun