Tidak sedikit perempuan yang memiliki sifat tomboy, salah satunya adalah saya sendiri. Ketika masih kuliah saya sering dikira laki-laki karena rambut selalu pendek, tubuh langsing tinggi dengan kaos dan celana jeans. Apalagi saya adalah atlet karate dan menjadi pecinta alam.
Kemudian ketika menjadi wartawan, juga tidak pernah berpenampilan sebagaimana perempuan. Saya tetap menggunakan celana panjang, hanya saja lebih sering memakai kemeja ketimbang kaos, demi kesopanan jika mewawancarai narasumber yang umumnya adalah tokoh publik.
Namun ketika mulai aktif di organisasi, saya menyesuaikan diri dengan belajar menggunakan blouse, tetapi masih tetap setia dengan celana panjang. Hanya saja celana panjangnya tidak lagi melulu jeans, tetapi terbuat dari bahan yang lebih halus. Saya pun mulai memakai lipstik.
Karakter tomboy bukan berarti berkurang ketika usia bertambah. Soal penampilan hanya sebagai pelengkap. Tetapi pada intinya seorang tomboy adalah perempuan yang kuat kepribadiannya, tidak suka bergantung kepada orang lain, tidak mudah cengeng untuk urusan sepele dsb.
Hobi yang dimiliki juga tidak berubah. Saya senang melakukan perjalanan jauh (travelling), naik gunung, berlayar, olahraga keras dll. Sedangkan soal fesyen, didasari oleh tata krama saya sebagai orang Jawa, disesuaikan dengan tempat dan jenis acara. Kalau memang acara resmi, maka harus berpakaian sopan.
Pada acara-acara organisasi sosial politik, saya mungkin menggunakan batik atau blouse yang kelihatan lebih feminin meski tetap menggunakan celana panjang. Mengapa saya senang menggunakan celana panjang? sebab ini membuat gerakan saya lebih gesit.
Hanya saja dalam masalah perawatan kulit dan tubuh, harus mendapat perhatian. Saya sadar bahwa kita tidak bisa menentang takdir untuk menua. Tetapi kita bisa berbuat untuk menjaga agar tubuh ini tidak terlalu cepat dimakan usia. Terutama ketika menginjak usia kepala empat.
Dalam usia itu, sebaiknya perempuan mulai berupaya merawat diri, tidak terkecuali seorang tomboy. Tujuannya agar tubuh ini tidak mudah rongsok, gampang sakit dan terlihat bobrok. Bagi saya, tubuh ini juga merupakan titipan Allah yang harus dijaga. Toh kita juga yang merasakan ketika tidak prima.
Saya memang tidak lagi berlatih ilmu bela diri kasar seperti karate. Jenis olahraga berubah disesuaikan kondisi tubuh yang tidak sekuat dulu. Saya memilih bersepeda atau jalan kaki. Membuat tubuh bergerak akan menyelamatkan tulang dan persendian sehingga tidak cepat aus.
Sedangkan untuk merawat kulit, saya juga menggunakan beberapa perawatan dasar. Misalnya memakai krim malam dan siang, krim pelindung sinar matahari, pelembab dsb. Tetapi saya tetap tidak menyukai menggunakan mekap agar kelihatan muda dan cantik. Mekap saya cuma bedak dan lipstik
Walaupun hanya perawatan dasar yang saya lakukan, hasilnya cukup baik. Suatu hari saya bertemu dengan teman SMA yang sudah bertahun tahun  tidak pernah berkomunikasi. Saya kaget ketika dia tampak jauh lebih tua dari saya.Â
Teman tersebut juga tomboy, sayangnya dia tidak berpikir untuk melakukan perawatan kulit dan tubuh. Maka kulitnya terlihat lebih banyak kerutan dan kusam. Kemudian dia juga mudah jatuh sakit. Padahal usianya sama dengan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H