Kemarin (Selasa 11/6) Hidayat Nurwahid menegaskan bahwa PKS, mendukungnya pengusutan secara tuntas kasus kerusuhan 22 Mei. PKS mendorong Polri untuk mengungkapkan siapa saja yang terlibat dan menjadi dalang peristiwa tersebut.
PKS, partai yang berkoalisi dalam kubu Paslon 02, yang masih menyatakan tidak meninggalkan koalisi itu. Tetapi dari sikap yang diambil PKS, cenderung membiarkan BPN kelimpungan sendiri.
Misalnya, dalam pernyataan sebelumnya PKS telah menerapkan hasil Pemilu 2019. Hal ini bertentangan dengan BPN yang menolak hasil pemilu secara tegas.
Ada apa dengan PKS? Apakah partai ini plin plan dalam mendukung Paslon 02? Atau bersikap mendua, seolah olah tetap mendukung padahal tidak.
Sebenarnya PKS hanya bersikap rasional. Mereka tahu target dan sasaran dalam pemilu ini. Fokus utama adalah pencapaian target, sedangkan hal hal lain bisa dikesampingkan setelah target tercapai.
PKS tidak main main dengan dukungan terhadap pemerintah melalui TNI/POLRI untuk mengusut tuntas kasus kerusuhan. Ada beberapa hal yang bisa menguntungkan PKS jika terungkap siapa saja yang terlibat dalam kasus ini.
Pertama, PKS cuci tangan dari upaya kotor yang dilakukan pihak lain di dalam koalisi. Partai ini tidak ingin ternoda dengan tingkah pihak tertentu yang mendompleng koalisi dengan tindakan melawan hukum.
Hal ini juga membuktikan bahwa PKS tidak terlibat dalam kasus kerusuhan 22 Mei yang menimbulkan korban jiwa. Memang betul mereka mengerahkan massa untuk demo, tetapi mereka bukan pelaku kerusuhan.
Di sisi lain, dengan pengusutan ini, PKS ingin menyingkirkan benalu yang bisa menggerogoti kredibilitas partai tersedia. Jika ada kelompok radikal yang membahayakan, lebih baik disingkirkan. PKS tidak perlu melakukan screening, TNI Polri yang akan membereskan mereka.
Kedua, PKS ingin membuktikan bahwa partai ini bersih dan masih layak dipercaya oleh masyarakat. Jika ternyata tidak ada tokoh PKS yang terlibat berarti PKS tidak termasuk pihak yang ingin melakukan makar.