Diam diam saya juga merasakan mudik lho, gak jauh sih, cuma ke Indramayu. Saya berangkat pada hari H lebaran, setelah share Ied di rumah.
Tak disangka ternyata terjebak macet lima jam di tol Cikampek, wilayah Bekasi. Padahal pengalaman orang orang hari sebelumnya lancar. Akhirnya estimasi waktu menjadi berantakan.
Karena saya dan kakak kakak tidak berniat bermalam di Indramayu, hanya pergi pulang, maka kami hanya bersilaturahmi dengan om dan Tante. Setelah itu kami menyempatkan diri singgah di masjid Syekh Abdul Manan Islamic Center Indramayu.
Aher sendiri turut menyumbang dana sebesar 48 miliar untuk pembangunan Islamic Center Indramayu yang dimulai sejak tahun 2015. Total biaya menjadi lebih dari 250 miliar Rupiah.
Tetapi saya baru kali ini datang dan singgah untuk pertama kalinya. Soalnya, saya biasanya lebih suka pergi ke tempat yang lebih jauh. Maklum masih berjiwa petualang.
Masjid ini tampak megah dan cantik dalam kemilau cahaya lampu. Warnanya didominasi oleh hijau dan putih, dengan pelataran yang luas.Â
Banyak sekali orang yang datang ke sini, rata rata dari perkampungan dalam wilayah Kabupaten Indramayu. Mereka ramai-ramai menggunakan pikep yang di atasnya ditutup terpal.
Sayangnya orang orang kampung ini tidak menjaga kebersihan. Dalam toilet yang bagus pun menjadi kotor, ada sampah dan genangan air. Bahkan ada laki laki yang seenaknya masuk ke ruang wudhu wanita.
Saya shalat di ruang shalat wanita yang berada di atas. Di dalam kita bisa melihat keindahan arsitektur interior yang juga dihiasi kaligrafi dan lampu hias.
Setelah selesai shalat, saya turun. Nah, di pintu pintu masuk ruangan dalam untuk laki laki juga banyak yang foto foto. Pintunya memang bagus, dengan lingkaran emas di tengah. Kakak saya juga ingin berfoto depan pintu.
Masjid ini indah dan megah, saya akan merasa nyaman beribadah di dalam. Tetapi sayang belum berfungsi sebagai Islamic Center. Belum ada kajian kajian ilmiah seputar ilmu agama Islam.
Memang pembangunan Islamic Center yang ini belum selesai sepenuhnya. Dari keseluruhan luas 12 ha, baru terpakai sekitar 6,2 ha. Beberapa bangunan penunjang di area samping masih dikerjakan.
Kapasitas masjid Syekh Abdul Manan ini cukup besar, lantai satu dengan luas 860 m2 dapat diisi 1250 jamaah. Sedangkan lantai dua dengan luas 737 M2 dapat memuat 1000 jamaah.
Harapan saya, Islamic Center Indramayu ini kelak bisa berfungsi sebagai pusat studi dan pengajaran Islam di Jawa Barat, khususnya kabupaten Indramayu dan sekitarnya. Mudah mudahan para ulama linuwih mau turun gunung dan menyebarkan ilmunya melalui masjid Syekh Abdul Manan.
Syekh Abdul Manan adalah nama seorang ulama yang turut membangun Indramayu di masa penjajahan Belanda. Beliau adalah ulama yang mumpuni, yang sangat disegani oleh semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H