Ketika aku lulus kuliah dan bekerja di ibukota, aku tak lagi bisa menikmati sambel buatan emak. Kecuali jika sedang pulang kampung saat lebaran.
Kalau aku sedang kangen makan sambel, aku jajan di warteg. Tapi, sungguh aku tidak pernah menemukan sambel terasi yang seenak buatan emak.
Padahal bahan bahan untuk membuat sambel sama saja, pakai cabe, garam, terasi dan sepotong tomat. Ataukah sambel emak lebih enak karena dibuat dengan cinta dan kasih sayang pada anaknya? Entahlah.
Karena itu, setiap cuti lebaran aku selalu berusaha untuk pulang. Rasanya aku bisa mati jika terlalu lama tidak makan sambel buatan emak.
Membayangkan sambel buatan emak membuat aku mendadak lapar. Aku bergegas meraih telepon genggam, menghubungi nomor emak di kampungÂ
"Mak, besok aku pulang. Jangan lupa buatkan sambel terasi yang banyak ya Mak," kataku bersemangat.
Terdengar emak terkekeh kekeh di seberang. Aku menarik nafas lega.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H