Meski Amerika Serikat telah berulang kali melakukan retorika tentang rencana penyerangan terhadap Iran, tampaknya Iran anteng anteng saja. Baik pemerintah maupun rakyatnya tidak menjadi panik atas ancaman tersebut.
Padahal ancaman Amerika Serikat juga didukung oleh sekutunya Israel dan Arab Saudi. Putra Mahkota kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman pun mendesak Amerika Serikat untuk mewujudkan ancaman tersebut.
Namun Iran justru menantang Amerika Serikat dan menegaskan bahwa negara itu tidak akan tunduk pada keinginan siapa saja.  Iran telah melakukan persiapan jika Amerika Serikat dan sekutunya akan menyerang.
Mengapa Iran tidak gentar terhadap ancaman mereka? Apa yang menjadikan negara itu begitu percaya diri untuk melawan hegemoni Amerika Serikat dan sekutunya?
Pertama, diam diam Iran mengembangkan senjata nuklir yang selama ini ditakuti oleh Amerika Serikat. Tekanan Amerika Serikat justru membuat Iran nekad membuat senjata itu untuk mempertahankan diri dari serangan negara adidaya tersebut.
Iran memang memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk mengembangkan proyek berbasis nuklir. Selama ini nuklir digunakan untuk sumber energi listrik, tetapi tidak menutup kemungkinan dibuat sebagai senjata.
Ilmuwan ilmuwan Iran bekerja dengan giat di bawah perintah pemerintah Iran. Mereka mampu membuat senjata nuklir yang dahsyat untuk pertahanan Iran.
Kedua, Iran telah menyelamatkan sebagian dana dan kekayaannya di negara tetangga yang bisa dipercaya. Para pengusaha Iran menyimpan uangnya di negara tersebut. Jika terjadi perang sewaktu waktu, dana tersebut aman.
Dana yang tersimpan tersebut merupakan cadangan kelak jika Iran dilanda kebangkrutan akibat perang. Maksudnya agar negara itu secepatnya bisa bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi.
Ketiga, Iran masih memiliki dukungan dari negara negara lain seperti Rusia, Turki, Qatar dan Irak. Mereka adalah kekuatan yang bisa menandingi Amerika Serikat dan sekutunya.
Rusia sejak dahulu mensupport Iran dalam persenjataan. Selain itu, Rusia juga mengamankan jalur minyak dan gas milik Iran, yang diincar oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Turki adalah negara tetangga terdekat yang membantu dalam banyak hal. Mereka menangani masalah suku Kurdi bersama sama, melakukan perniagaan dll. Turki juga memulihkan jalur pipa gas yang rusak karena perangÂ
Irak, yang pernah bermusuhan dengan Iran, kini telah menjadi teman. Walau Amerika Serikat berusaha mendikte Irak dan memaksa untuk membantu menyerang Iran, Irak enggan melakukannya.
Iran dan Irak telah memiliki hubungan bilateral yang saling menguntungkan, baik dalam masalah perniagaan dan suplai kebutuhan masyarakat. Kalau pun Amerika Serikat memaksa Irak, negara ini hanya akan bersikap pasif.
Qatar adalah negara yang cukup maju perekonomiannya, yang berseteru dengan Arab Saudi. Qatar juga membantu Iran agar jalur minyak dan gas tidak direbut oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Bagaimana drama selanjutnya? Amerika Serikat sedang mencari cara yang jitu untuk menyerang Iran. Di sisi lain, Paman Sam dipusingkan perang dagang dengan China.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI