Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hatice Cengiz dan Mimpi yang Musnah

18 Mei 2019   04:04 Diperbarui: 18 Mei 2019   04:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hatice Cengiz adalah tunangan Jamal Khashoggi, jurnalis the Washington Post yang dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul. Perempuan ini tidak pernah melupakan tragedi yang menimpanya tahun lalu.

Kesedihan yang mendalam telah mengisi kehidupannya semenjak tewasnya Khashoggi. Ia merasa sangat trauma. Apalagi kasus itu tidak ada perkembangan atau kemajuan sama sekali.

Hatice Cengiz telah mengungkapkan perasaannya di depan anggota kongres Amerika Serikat kemarin. Ia menceritakan kehancuran hatinya hidup dalam kesunyian.

Menurut Hatice,  ketika masih bersama Jamal Khashoggi, ia baru merencanakan sebuah hidup baru. Ia membangun mimpi untuk hidup bahagia bersama kekasihnya.

Karena itu mereka telah menyusun rencana untuk menikah dan hidup bahagia selamanya. Sayangnya impian itu mendadak musnah ketika Khashoggi dibunuh secara kejam dan brutal.

Satu hal yang membuat hati Hatice Cengiz kecewa, tampaknya dunia internasional tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi. Hatice merasakan ketidakadilan dari masyarakat internasional.

Padahal kasus pembunuhan Jamal Khashoggi adalah bentuk pembungkaman terhadap pers dan jurnalis. Jamal Khashoggi melakukan tugasnya sebagai jurnalis dengan mengungkap skandal yang melibatkan kerajaan Arab Saudi.

Meskipun Turki telah mendesak agar kasus ini diusut sampai tuntas, kendalanya adalah karena sikap pemerintah Amerika Serikat yang melindungi Putra mahkota Arab Saudi. Penyelidikan terhambat karena Arab Saudi tak mau bekerja sama.

Bahkan para penyelidik dari PBB pun dihalangi dalam melaksanakan tugasnya. Mereka hanya bisa mendapatkan informasi dari Turki, tetapi tidak dari Arab Saudi.

Hatice Cengiz sangat berharap bahwa anggota kongres Amerika Serikat bersedia membantu untuk mengungkapkan kasus ini. Begitu pula dengan para jurnalis di seluruh dunia.

Sebab, jika kasus Jamal Khashoggi dibiarkan dalam ketidakpastian, atau bahkan dipeti-eskan, maka akan ada jurnalis jurnalis lain yang menjadi korban. Keadilan bagi para jurnalis harus ditegakkan.

Bagi Hatice, cukup mimpinya saja yang musnah. Tetapi dia tidak rela jika kasus ini mengendap begitu saja.

Hatice Cengiz masih dalam keadaan berduka. Ia sering merindukan tunangannya tersebut. Bahkan ketika ia sedang berbicara bersama anggota kongres, Hatice Cengiz merasa Jamal Khashoggi hadir pula di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun