Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengulik Sudut Pandang Prabowo

31 Maret 2019   21:32 Diperbarui: 31 Maret 2019   21:59 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo (dok.tempo.co)

Apa yang dijabarkan oleh Capres nomor 02 Prabowo, tidak perlu diherankan atau juga dilecehkan. Ia mengatakan apa adanya, sesuai dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan.

Bagi saya tidak ada yang aneh dengan pernyataan-pernyataan mantan menantu Soeharto tersebut. Tinggal bagaimana kita memahami bagaimana pola pikir dia.

Satu hal yang perlu diingat adalah Prabowo 'dibentuk' oleh Orde Baru. Presiden kedua, Soeharto sangat berpengaruh dalam kehidupannya.

Prabowo, bukan hanya menantu yang telah menikah dengan putrinya. Ia juga adalah murid dan anak buah Soeharto dalam militer.

Maka, jika anda adalah orang yang dahulu pernah mengalami masa Orde Baru, tidak akan sulit untuk memahami Prabowo. Dia adalah kloning yang gagal daripada Soeharto.

Anti khilafah, itu memang benar. Soeharto bukan membenci PKI, yang sering dikatakan sebagai bahaya laten. Soeharto tidak menyukai kelompok radikal. Kalau ketahuan, langsung diberangus.

Begitu pula dengan Prabowo, ia tidak akan menolerir kelompok radikal dari agama manapun. Jika ada golongan yang terindikasi radikal mendompleng dalam kubunya, itu masalah lain.

Sebagai seorang prajurit TNI angkatan Darat, Prabowo jelas Pancasilais. Ia akan menjaga keutuhan NKRI.

Saya yakin Prabowo tidak semudah itu bisa dikendalikan oleh kelompok radikal. Dia mungkin sudah memiliki rencana tersendiri untuk menangani mereka.

Sedangkan masalah bahwa pertahanan Indonesia masih lemah, hal itu diakibatkan pengalaman melatih militer di Jordania. Dia melihat bagaimana perang membelit wilayah Timur Tengah.

Prabowo tidak ingin Indonesia mudah dihancurkan sebagaimana negara-negara Timur Tengah. Karena itulah ia menginginkan kekuatan yang luar biasa untuk TNI sebagai garda bangsa.

Memang kita harus menyadari bahwa wilayah Indonesia begitu luas, membuat iri negara lain. Karena itu dibutuhkan kekuatan besar untuk menjaganya.

Sudut pandang Prabowo inilah yang digarap oleh orang-orang di sekelilingnya. Terutama tim sukses yang terdiri dari partai pendukung. 

Mereka yang mengelilingi Prabowo tersebut memiliki kepentingan masing-masing. Mereka membawa amanat dari kelompoknya. Mereka berusaha menjejalkan kepentingan itu ke pola pikir Prabowo.

Jika kita perhatikan, yang paling berisik bukanlah Prabowo. Tetapi orang orang dari partai dan kelompok pendukung. Mereka yang haus kekuasaan, ingin mengendalikan bangsa dan negara ini sesuai kepercayaannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun