Apa yang dijabarkan oleh Capres nomor 02 Prabowo, tidak perlu diherankan atau juga dilecehkan. Ia mengatakan apa adanya, sesuai dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan.
Bagi saya tidak ada yang aneh dengan pernyataan-pernyataan mantan menantu Soeharto tersebut. Tinggal bagaimana kita memahami bagaimana pola pikir dia.
Satu hal yang perlu diingat adalah Prabowo 'dibentuk' oleh Orde Baru. Presiden kedua, Soeharto sangat berpengaruh dalam kehidupannya.
Prabowo, bukan hanya menantu yang telah menikah dengan putrinya. Ia juga adalah murid dan anak buah Soeharto dalam militer.
Maka, jika anda adalah orang yang dahulu pernah mengalami masa Orde Baru, tidak akan sulit untuk memahami Prabowo. Dia adalah kloning yang gagal daripada Soeharto.
Anti khilafah, itu memang benar. Soeharto bukan membenci PKI, yang sering dikatakan sebagai bahaya laten. Soeharto tidak menyukai kelompok radikal. Kalau ketahuan, langsung diberangus.
Begitu pula dengan Prabowo, ia tidak akan menolerir kelompok radikal dari agama manapun. Jika ada golongan yang terindikasi radikal mendompleng dalam kubunya, itu masalah lain.
Sebagai seorang prajurit TNI angkatan Darat, Prabowo jelas Pancasilais. Ia akan menjaga keutuhan NKRI.
Saya yakin Prabowo tidak semudah itu bisa dikendalikan oleh kelompok radikal. Dia mungkin sudah memiliki rencana tersendiri untuk menangani mereka.
Sedangkan masalah bahwa pertahanan Indonesia masih lemah, hal itu diakibatkan pengalaman melatih militer di Jordania. Dia melihat bagaimana perang membelit wilayah Timur Tengah.
Prabowo tidak ingin Indonesia mudah dihancurkan sebagaimana negara-negara Timur Tengah. Karena itulah ia menginginkan kekuatan yang luar biasa untuk TNI sebagai garda bangsa.