Lain lagi dengan wanita yang berwawasan luas, tingkah laku Sandi pasti dianggap konyol. Bagi wanita berpendidikan tinggi, seorang pria harus memiliki wibawa, dan itu tidak terlihat jika Sandi terus melakukan kekonyolan.
Ketiga, kekayaan. Kebanyakan perempuan menganut Cinderella Syndrome, terpukau pada pangeran tampan dan kaya. Sandi berasal dari keluarga pengusaha dan juga menjadi pengusaha.
Perempuan perempuan ini memandang kekayaan sebagai salah satu kehebatan seorang pria. Realita memang, tak ada perempuan yang ingin hidup susah, mereka berkhayal mendapat lelaki kaya.
Sebetulnya mereka pendek pikir. Karena zaman sekarang seorang pengusaha belum tentu benar benar kaya. Apalagi jika perusahaan yang dimilikinya bangkrut dan menanggung hutang bank.
Bagi saya, Sandi tidak ada yang bisa dianggap kelebihan. KH Ma'ruf Amin jauh lebih berkelas dibandingkan dia.
Ma'ruf Amin menjaga kata-katanya karena dalam agama, tidak boleh berkata bohong. Karena itu ia terkesan lebih banyak diam.Â
Seorang ulama yang menjadi ketua MUI adalah seorang yang memiliki ilmu tinggi, dalam berbagai bidang. Saya mengingat sejarah dimana KH Wahid Hasyim tampil di forum internasional di Eropa, dengan menggunakan sarung, sehingga ditertawakan oleh para  utusan negara.
Namun semua orang kagum ketika beliau menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris yang fasih. Beliau menguasai lebih dari lima bahasa.Â
Apakah elektabilitas Sandi cukup berarti untuk pilpres mendatang? Kita lihat saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H