Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Wacana Erdogan Kembalikan Status Hagia Sophia Menjadi Masjid

25 Maret 2019   10:41 Diperbarui: 25 Maret 2019   17:46 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hagia Sophia, salah satu ikon kerajaan Ottoman yang ada di Istanbul, akan diubah statusnya menjadi masjid lagi. Semenjak pemerintahan Ataturk dulu, status Hagia Sophia adalah museum.

Presiden Recep Tayyip Erdogan kemarin menyuarakan kemungkinan untuk mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid. Bangunan megah yang telah digunakan sebagai museum sejak 1935 dan dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia dan berdiri kokoh berabad abad.

"Ini bukan tidak mungkin. Kami bahkan mungkin mengubah namanya menjadi Masjid Ayasofya," kata Erdogan saat wawancara langsung dengan penyiar Turki TGRT.

Menurut Erdogan, mengembalikan status bukan hal yang aneh. Karena itu ia menyerukan untuk mengubah bangunan bersejarah untuk melayani umat sebagaimana yang dilakukannya selama setengah milenium.

Berdasarkan catatan sejarah, masjid diubah menjadi museum pada tahun 1935, sebagai refleksi dari mentalitas (Partai Rakyat Republik) CHP, yang mendukung Ataturk. Sekarang pemerintahan Erdogan akan mengambil langkah dan mengubah hal itu.

Kebijakan sekuler keras dari CHP 1930-an, yang merupakan oposisi utama saat ini. Aliran sekuler tidak menyukai masjid dan tidak mau menjalankan ajaran Agama Islam.

Hagia Sophia dibangun pada abad keenam selama Kekaisaran Bizantium Kristen dan menjabat sebagai kursi Gereja Ortodoks Yunani. Itu diubah menjadi masjid kekaisaran dengan penaklukan Ottoman Istanbul pada tahun 1453. 

Struktur bangunan diubah menjadi museum selama pemerintahan partai tunggal sekuler pada tahun 1935. Tetapi ada diskusi tentang mengubahnya kembali ke masjid. Masyarakat menuntut mengembalikannya sebagai tempat beribadah.

Sebenarnya ada pro dan kontra mengenai hal ini. Pengikut Ataturk yang masih beraliran sekuler dan bergabung dengan partai CHP tidak menyukainya. Tapi dalam perdebatan di media sosial, lebih banyak orang yang menghendaki Hagia Sophia sebagai masjid.

Pada 2015, seorang ulama membacakan Al-Quran di dalam gedung, situs Warisan Dunia UNESCO, untuk pertama kalinya dalam 85 tahun. Tahun berikutnya, otoritas agama Turki mulai menjadi tuan rumah dan menyiarkan bacaan keagamaan selama bulan suci Ramadhan.

Adzan, panggilan untuk sholat dibacakan di dalam pada hari peringatan wahyu pertama Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad (SAW). Namun Hagia Sophia masih belum menjadi tempat ibadah.

Kini, jika Hagia Sophia dikembalikan fungsinya sebagai masjid, akan mampu menampung ribuan orang. Karena Hagia Sophia lebih besar dari Blue Mosque atau Masjid Sultan Ahmet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun