Selain Indonesia, Turki juga bertindak cepat menanggapi aksi terorisme di Selandia baru. Erdogan mengirim wakil presiden dan menteri luar negeri ke negara itu.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras serangan teror yang terhadap dua masjid di Christchurch Selandia Baru. Ia mengatakan itu contoh terbaru meningkatnya rasisme dan Islamofobia.Â
Menurut Erdogan, serangan di Christchurch merupakan sentimen anti-Muslim. Sementara dunia memilih untuk duduk dan menonton. Malah ada yang mendorong melampaui kebencian dan pelecehan pribadi, berubah menjadi pembantaian.Â
Erdogan menilai bahwa penembakan itu adalah hasil dari perencanaan dan motivasi yang panjang dan tidak dapat diabaikan hanya sebagai perilaku impulsif.K Kecenderunganpembunuhan ini, yang juga menyerang Turki dan menyebar di Barat seperti kanker.
"Kami mengundang seluruh dunia, terutama negara-negara Barat, untuk segera mengambil tindakan pencegahan terhadap tren berbahaya yang mengancam seluruh umat manusia," seru Erdogan.
Di sisi lain, Erdogan mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan jenis teroris ini mencapai target mereka menjadi pembunuh terhadap Muslim.
Erdogan mengamati bahwa ada organisasi di balik teroris ini. Hal itu bisa terlihat dari Manifesto yang diungkapkan oleh si pembunuh.
Tarrant menyatakan dengan jelas bahwa serangan ini bukan individual. Erdogan ingin mengungkap kelompok di balik serangan ini agar negara ini nyaman.
Beberapa indikasi adanya organisasi yang merancang aksi terorisme terhadap umat muslim antara lain:
1. Media massa Barat yang selalu mendukung pembantaian umat Islam. Sebagai contoh adalah media Daily Mirror di Inggris yang selalu menyebut teroris jika kasus pembunuhan dilakukan orang Islam. Tetapi ketika dilakukan 'kulit putih' hanya disebut pria bersenjata.
2. Politikus Barat yang justru mempersalahkan imigran Muslim. Padahal mereka yang menjadi korban.