Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sepenggal Kisah tentang Supersemar yang Jarang Diketahui Orang

11 Maret 2019   20:25 Diperbarui: 11 Maret 2019   20:43 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal Soeharto dan Presiden Soekarno (dok.historia)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada misteri yang menyelubungi peristiwa Supersemar. Rahasia yang selama ini disimpan rapat rapat oleh penguasa Orde Baru.

Namun yang jelas, Supersemar ini adalah jalan bagi Soeharto untuk naik ke tampuk kekuasaan. Kasarnya, ini adalah celah yang dibuat untuk melakukan kudeta, menggulingkan Presiden Soekarno.

Kisah yang berhasil dihimpun, Soeharto menyalahgunakan Supersemar untuk kepentingannya sendiri. Ia membelokkan tafsir Supersemar sesuai dengan keinginannya.

Isi dari Supersemar adalah, pertama mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban keamanan umum. Kedua melindungi presiden beserta keluarga dan hasil kerja atau ajarannya.

Soeharto tidak melaksanakan kedua perintah tersebut. Ia justru mengeluarkan Surat Keputusan Presiden yang ditandatangani olehnya dengan mengatasnamakan Presiden.

Dengan surat buatan itu, Soeharto membubarkan PKI dan menangkap 15 menteri yang dituduh terlibat PKI. Padahal dalam Supersemar yang asli, tidak ada perintah itu.

"Tetapi Mas Harto memberikan keyakinan bahwa pemulihan hanya bisa terjadi jika PKI dibubarkan," kata Probosutedjo dalam Memoar Saya Dan Mas Harto.

Sofyan Wanandi, aktivis angkatan 66 juga menjadi saksi bahwa apa yang dilakukan Soeharto tidak sesuai dengan Supersemar asli.  Ia menguraikan dalam buku Menyibak Tabir Orde Baru.

Apa yang dilakukan Soeharto bukan hanya membubarkan PKI dan menangkap menteri pendukung Bung Karno. Ia juga mengganti anggota MPR dengan para pendukungnya agar bisa menjatuhkan Presiden pertama RI tersebut.

Kisah di balik Supersemar

Kebetulan saya sejak dahulu senang belajar  dari orang orang tua. Terutama yang terlibat langsung dengan pelaku sejarah. 

Dalam sebuah organisasi, saya mengenal saksi sejarah, yang dahulu cukup dekat dengan Bung Karno. Ia adalah mantan menteri ekonomi di zaman Orde Lama 

Pak Achadi, adalah menteri paling muda saat itu. Usianya baru 33 tahun ketika diangkat menjadi menteri, sekitar tahun 1963.

Sewaktu peristiwa Supersemar, Presiden Soekarno dalam keadaan sakit. Ia juga tidak boleh meninggalkan istana oleh Soeharto.

Namun rapat kabinet harus tetap berlangsung. Apalagi ada gonjang ganjing yang mengganggu jalannya  pemerintahan. Para menteri pun datang ke istana.

Pada saat melakukan rapat di istana tanggal 11 Maret, mereka sekaligus menengok presiden.  Kemudian Soeharto datang dan langsung menemui Presiden Soekarno.

Pak Achadi ada di antara menteri yang berada di sana. Ia melihat bahwa Soeharto memaksa agar Presiden Soekarno menandatangani suatu surat.

Surat itu tidak pernah diperlihatkan kepada para menteri. Mereka bahkan ikut 'ditahan', tidak boleh melakukan apa apa.

Semenjak itu tidak pernah ada yang tahu wujud asli dari Supersemar. Pak Achadi meyakini bahwa surat tersebut disembunyikan oleh Soeharto agar tidak ada yang tahu kebenarannya.

Terlepas dari itu semua, Soeharto berhasil menggulingkan Bung Karno. Bahkan proklamator tersebut ditahan sampai meninggal di wisma Yaso.

Orde Baru memulai kekuasaan dengan tangan besi. Siapa yang menentang akan ditangkap, atau diculik.

Pada sekitar awal abad 20 (tahun 2000-an), CIA berhasil dibobol oleh hacker. Beberapa jam saja rahasia CIA tersebar ke seluruh dunia.

Salah satu rahasia tersebut adalah mengenai peran CIA dalam membantu Soeharto menggulingkan Bung Karno. Keterlibatan CIA melalui Duta Besar yang ada saat itu.

Amerika Serikat menganggap Bung Karno adalah orang yang berbahaya bagi negara super power tersebut. Karena itu mereka menjalin kerjasama dengan orang yang berambisi menjadi penguasa, yaitu Soeharto.

Supersemar sendiri masih menjadi misteri, dimana keberadaannya. Soeharto telah meninggal, tetapi tak seorangpun yang bisa menduga tempat surat itu disembunyikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun