Selain itu, saya merasa lebih aman jika cuaca ekstrem berada di rumah. Saya tidak perlu kehujanan, lalu sakit flu dan batuk.
Bahkan saya bisa melindungi rumah dengan doa dan takbir saat terjadi cuaca ekstrem. Sedangkan jika keluar rumah, bisa tahu tahu mendapat kejutan air banjir dsb.
Baru baru ini di lingkungan rumah terjadi cuaca yang sangat ekstrem. Hujan badai disertai angin kencang dan petir yang susul menyusul.
Suara asbes atap rumah dibanting oleh angin berulang kali. Pepohonan berguncang hebat, seperti akan tercabut.
Di sebelah rumah saya ada pohon nangka besar milik tetangga. Saya melihat pohon itu seperti hendak terbanting oleh angin.
Air tampias sudah mengalir di dinding, membasahi lantai di dalam rumah. Saya pun mengumandangkan adzan dan melantunkan ayat Kursi terus menerus.
Tetiba, pohon nangka tumbang, suaranya berderak kencang. Secara logika, seharusnya menimpa rumah saya, karena tumbang ke samping.
Namun tanpa diduga, angin kencang itu menghempaskan pohon tumbang itu dan membawanya langsung ke jalan depan rumah. Sehingga rumah saya justru selamat dari bahaya pohon tumbang.
Saya takjub, sungguh lega karena sadar bahwa itu adalah bagian dari perlindungan Allah. Meski hujan masih tetap mendera dengan irama petir yang memekakkan telinga.
Saya tetap melanjutkan zikir hingga hujan reda. Sementara pohon tumbang tergeletak di depan rumah, menutupi jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H