Turki selalu mementingkan hak asasi manusia meskipun berperang serentak melawan berbagai ancaman teror, khususnya terhadap Glenist Terror Group (FET), PKK, afiliasinya di Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dan Daesh.Â
Perlucutan senjata, nonproliferasi, dan konflik bersenjata sangat penting untuk keselamatan, keamanan dan perdamaian global. Mereka bernilai lebih tinggi selama masa ketidakstabilan dan ketidakpastian.Â
 Turki secara langsung dihadapkan pada banyak risiko dan ancaman. Turki bertempur dengan berbagai organisasi teroris pada saat yang sama dari Daesh ke PKK, PYD [Partai Persatuan Demokratik], YPG, dan FET, sementara konflik di Suriah hampir di tahun kesembilan.Â
Selama konferensi, Cavusoglu juga mengadakan pertemuan bilateral dengan rekan-rekannya dan para kepala PBB termasuk kepala Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet. Ia memberi selamat masa jabatan baru Bachelet dan mereka berbicara tentang upaya Turki untuk menjelaskan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
"Semoga @ambachelet masa jabatan yang berhasil. PBB memuji sikap kami yang berprinsip dan transparan atas pembunuhan Jamal Khashoggi," bunyi twitter Cavusoglu.
Khashoggi terbunuh dan terpotong-potong oleh sekelompok operasi Saudi di konsulat negara itu di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Awalnya Arab Saudi menyangkal dan kemudian meremehkan insiden itu sebagai pembunuhan tak sengaja dalam perkelahian.
Hampir tiga minggu setelah hilangnya Riyadh akhirnya mengakui bahwa Khashoggi dibunuh dalam tindakan yang direncanakan tetapi membantah keterlibatan keluarga kerajaan. Insiden itu disalahkan pada pejabat tingkat bawah, termasuk lima yang kini menghadapi hukuman mati karena keterlibatan mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H