Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Turki Tegur Cina Tentang Muslim Uighur

27 Februari 2019   16:54 Diperbarui: 27 Februari 2019   17:29 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Turki (dok.sabahdaily)

Hal yang sangat memprihatinkan  melihat perkembangan yang sedang berlangsung di Tiongkok. Negara komunis itu melawan Turki Uighur dan kelompok Muslim lainnya, Menteri Luar Negeri Mevlut  Cavusoglu mengatakan, Turki mendesak negara itu untuk menghormati hak-hak minoritas.

Cavusoglu menegaskan hal itu ketika menghadiri sesi pertama Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) ke-40 di Jenewa, Swiss pada hari Senin. Cavusoglu berbicara di konferensi mengenai masalah pelucutan senjata.

Memberikan pidato terpisah pada sesi yang sama, Cavusoglu meminta pemerintah Tiongkok untuk memisahkan teroris dari orang-orang tak berdosa. Ia menggarisbawahi bahwa ada pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi terhadap Muslim Uighur.

Cavusoglu mengatakan Turki mengakui "hak China untuk memerangi terorisme," tetapi mendesak negara itu untuk menghormati kebebasan beragama dan melindungi identitas budaya Uighur dan Muslim lainnya.

Cavuolu kemudian menekankan dalam sambutannya,  "Dan saya harus menggarisbawahi bahwa kami mendukung kebijakan One China."

Dia merujuk pada sikap China bahwa negara itu meliputi Taiwan dan daerah otonom termasuk Xinjiang dan Tibet.

Wilayah Otonomi Uighur Xinjiang bagian barat China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang berjumlah sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh pemerintah China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi. 

Berdasarkan data PBB, hingga 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam jaringan yang diperluas dari kamp-kamp "pendidikan ulang politik".

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada September lalu, Human Rights Watch menyalahkan pemerintah China atas "kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia" terhadap Muslim Uighur di barat laut Xinjiang, wilayah otonom di negara itu.

Turki, yang memiliki katan budaya dan agama dengan Uighur, telah menjadi satu-satunya negara Muslim mayoritas yang mengkritik Beijing atas tindakan keras berbagai agama dan bahasa minoritas. Kementerian Luar Negeri menyebut perlakuan China terhadap Uighur penyebab besar rasa malu bagi umat manusia.

Cavusoglu dalam pidatonya juga mengecam Israel. Menurut dia,  pelanggaran HAM terhadap Palestina telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun