Saya menyimak pemberitaan beberapa media massa yang menyatakan bahwa jumlah penganut Atheis di Turki meningkat. Menurut pemberitaan tersebut, hal itu terjadi sejak Erdogan berkuasa. Orang orang yang tidak mengetahui tentang Turki, mencaplok berita itu begitu saja.
Begitu pula dengan orang orang Indonesia, yang begitu gemar menyebarkan berita tanpa cek dan ricek. Terutama bagi mereka yang tidak menyukai berkembangnya penggemar Erdogan di sini, dan mereka yang memang 'barat sentris'.
Saya pertanyakan kembali, betulkah Atheis meningkat pada masa kekuasaan Erdogan? Saya akan menjabarkan beberapa fakta berikut ini.
Pertama, yang menyebarkan berita tersebut adalah media media Barat dan media dalam negeri yang berafiliasi dengan media Barat. Sumber berita tersebut adalah CNN, DW (Deutsch Welle) dan beberapa media lainnya.
Mereka menyampaikan data dari Konda yang didirikan oleh Tarhan Erdem (mantan menteri industri dan teknologi tahun 1970-an). Kemudian juga opini dari Cemil Kilic, pendiri lembaga Ataturk Cumhuriyeti lahityatlar/Kemalist Republican Theologians).
Kedua orang tersebut adalah penganut dan pengikut Ataturk. Â Sebagaimana diketahui, Kemal Ataturk adalah bapak Republik Turki modern, yang naik setelah masa kerajaan Ottoman surut.
Kedua, orang yang tidak mempelajari Turki dan cara Ataturk berkuasa, tidak akan mengerti bahwa tokoh ini telah mengkerdilkan agama Islam. Meski dia membawa Turki ke arah modernisasi, tetapi dia menerapkan 'ajaran sesat'.
Salah satu yang ditekankan oleh Ataturk adalah bahwa shalat hanya dilakukan oleh orang miskin. Karena itu pada masa kejayaan Ataturk, banyak orang Islam meninggalkan ibadah shalat. Hal itu masih dilakukan para pengikutnya hingga saat ini.
Militer, yang menjadi alat pendukung utama Ataturk adalah juga penegak ajaran Ataturk yang melarang pelaksanaan ibadah. Oleh sebab itu, mereka juga tidak suka jika ada kelompok muslim yang berusaha beribadah.
Maka, pada masa sebelum munculnya Erdogan, Islam sangat dikebiri. Perempuan Turki dilarang memakai hijab, baik itu ketika sekolah atau bekerja. Masjid masjid menjadi sepi dari orang orang yang beribadah.Â
Ketiga, Erdogan yang dididik secara religius merasakan betul diskriminasi terhadap kaum muslim. Orang Islam yang taat justru menjadi kaum marginal, yang terpinggirkan.