Bagaimana sensasinya? Begitu kita melangkah, jembatan bergoyang ke kanan dan kiri. Dan goyangan itu semakin kencang jika semakin banyak yang melewati.Â
Sebenarnya kita tidak boleh terlalu lama di jembatan karena kasihan orang yang dalam antrian panjang. Tetapi para wisatawan tak mau membuang kesempatan untuk selfie sebanyak banyaknya. Bahkan ada yang membuat Vlog.
Pengunjung dilarang keras menggoyang jembatan dengan sengaja. Apalagi jika sampai melompat atau berjingkrak. Lha wong tanpa digoyang saja, jembatan sudah berguncang. Kalau ditambah goyangan mungkin bisa putus.
Curug Sawer
Setelah melewati jembatan, ada jalan terjal menurun. Jalan itu berupa tangga batu yang cukup curam, agak melingkar menuju air terjun atau Curug dalam bahasa Sunda.
Selagi mengikuti jalan tersebut, retina hujan turun dengan lebatnya. Padahal tidak ada tempat berteduh kecuali rimbunnya dedaunan.
Kebetulan saya sudah siap menghadapi cuaca ini. Saya pun mengeluarkan jaket dan topi. Tas ransel segera diselubungi selimut plastiknya.
Saya melanjutkan perjalanan ke bawah dengan hati hati, takut terpeleset karena licin. Sampai di bawah, masih gerimis. Banyak wisatawan yang sedang berteduh, di warung kopi yang ada di sekitar air terjun.