Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menilik Jejak Sejarah Hagia Sophia sebagai Gereja dan Masjid

24 Desember 2018   21:56 Diperbarui: 24 Desember 2018   22:29 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hagia Sophia dari depan hotel (dok.seyan Mehmet)

Salah satu bangunan megah yang menjadi destinasi utama wisatawan di Istanbul adalah Hagia Sophia. Bangunan yang mudah dikenali dengan ciri khas bangunan berwarna merah bata, tampak sangat indah dan megah dari kejauhan. 

Hagia Sophia terletak berdekatan dengan Blue Mosque atau Masjid Sultan Ahmet, Kuil Medusa, dan Istana Topkapi. Jadi ada beberapa wisata yang terdapat dalam satu kawasan, dan dapat dijelajahi hanya dalam satu hari, meski harus membeli tiket di setiap tempat tersebut.

Namun satu keistimewaan Hagia Sophia adalah, bangunan ini peninggalan masa kejayaan Romawi. Bangunan ini pernah menjadi gereja sebelum kemudian menjadi masjid dalam kekuasaan Ottoman, di bawah pemerintahan Sultan Ahmet II. Sekarang dijadikan sebuah museum.

Hagia Sophia, dalam bahasa Yunani adalah Aya Sofia yang artinya Kebijaksanaan Suci. Masa ppembangunannya cukup lama antara tahun 537 M sampai dengan 1453 M. Di masa kejayaan Byzantium, berfungsi sebagai gereja ortodok, tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel.

Sebagai tempat peribadatan, Hagia Sophia merupakan gereja terbesar di dunia selama lebih dari 1000 tahun.  Apalagi Konstantinopel adalah ibukota kerajaan yang sangat terkenal. Lalu pada tahun 1520 dikalahkan oleh gereja yang baru dibangun yaitu Katedral Sevilla. 

Hagia Sophia adalah Sacred Shrewdness Church. Gereja ini diresmikan pada 15 Februari 360 pada masa pemerintahan Kaisar Konstantius II oleh Uskup Arian, Eudoxius dari Antiokia. Pada 7 Mei 558 M, dalam pemerintahan Kaisar Justinianus,  kubah sebelah timur runtuh karena gempa. 

Kemudian Hagia Sophia kembali menjadi korban gempa pada masa pemerintahan Kaisar Basil II (958 s/d 1025). Akhirnya bangunan ini mengalami renovasi besar-besaran agar tidak mudah diguncang gempa.  Kubahnya sangat besar, berdiameter 30 meter dengan tinggi 54 meter.

Interior gereja ini, sebagaimana gereja-gereja kuno lainnya, dihaisi dengan mozaik kaca yang indah. Tiang-tiangnya terbuat dari batu pualam warna warni dan pada dindingnya juga terdapat ukiran-ukiran.  Ada mozaik yang menggambarkan Bunda Maria dan Yesus Kristus.

Ketika Sultan Mehmed II dari dinasti Utsmaniyah atau kesultanan  Ottoman menaklukkan Konstantinopel pada 29 Mei 1453, ia memerintahkan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid tempat umat muslim shalat berjamaah.  Ornamen dan lukisan kekristenan ditutup dengan kaligrafi.

Interior Hagia Sophia (dok.seyan Mehmet)
Interior Hagia Sophia (dok.seyan Mehmet)
Selama lebih dari 500 tahun Hagia Sophia berdiri sebagai masjid. Tetapi Sultan sendiri tidak jadi menggunakannya. Sultan Mehmed II justru memerintahkan mendirikan masjid baru berdekatan dengan Hagia Sophia, yaitu Masjid Sultan Ahmet atau dikenal dengan Blue Mosque.

Sayangnya kejayaan Ottoman menjadi surut. Turki berubah menjadi negara Republik di bawah kekuasaan Ataturk, yang juga mendapat julukan sebagai Bapak Turki modern. Ataturk memerintahkan agar Kaligrafi di dalam Hagia Sophia dihilangkan sehingga memunculkan kembali lukisan kuno.

Dengan renovasi berulangkali yang tidak pernah selesai, Hagia Sophia menyimpan dua 'kepribadian'. Di satu sisi masih menampilkan ciri khas Kristiani, dengan lukisan Yesus dan Bunda Maria. Di sisi lain menampakkan kemegahan Islam dengan kaligrafi raksasa dengan Asmaul Husna dan nama agung Rasulullah.

Kini Hagia Sophia ditetapkan sebagai museum, tanpa menyembunyikan identitasnya di masa lalu. Keunikan dan keistimewaan ini yang membuat para wisatawan membanjiri Hagia Sophia. Setiap detil dalam bangunan ini membuat kita berdecak kagum dan membayangkan masa lalu.

Hagia Sophia  merupakan destinasi wisata  yang wajib anda dikunjungi jika ke Istanbul. Jam buka pada waktu winter hanya  pukul 09.00 sampai 17.00. Tetapi penerimaan pengunjung berhenti pada pukul 16.00. Jangan kaget jika antriannnya cukup panjang dan melelahkan.

Harga tiket masuk museum adalah sebesar 40 Lira Turki atau Rp 182 ribu. Bagi orang Indonesia termasuk mahal, karena itu jangan cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut. Bagi mahasiswa yang belajar di Istanbul biasanya ada potongan khusus, jika menunjukkan kartu mahasiswa.

Hagia Sophia dari depan hotel (dok.seyan Mehmet)
Hagia Sophia dari depan hotel (dok.seyan Mehmet)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun