Salah satu pejabat Arab Saudi yang dipecat karena terlibat pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul adalah Mayor Jenderal Ahmed Al Assiri. Dia disinyalir merupakan orang penting dan juga tangan kanan dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman.Â
Pihak kerajaan memang mengumumkan pemecatan terhadap Al Assiri. Tetapi sampai sekarang tidak ada kejelasan hukuman yang akan diberikan. Tidak terdengar kabar bahwa orang-orang yang terkait dengan kasus tersebut akan diadili dan mendapat hukuman yang setimpal.
Secara logika, tidak mungkin Putra Mahkota menyingkirkan orang yang menjadi tangan kanannya. Al Assiri adalah orang kepercayaannnya. Al Assiri mendapat tuags-tugas penting yang hanya diketahui oleh Mohammed bin Salman dalam menjalankan politik dan kebijakan kerajaan.
Sangat sulit mencari pengganti orang yang telah dipercaya. Â Baik itu karena kemampuannya dan kesetiaannya dalam melaksanakan tugas dari Putra Mahkota. Dia menjadi penopang utama eksistensi Mohammed bin Salman sebagai pemimpin pemerintahan di Arab Saudi.
Wall Street Journal berhasil mengungkap peran Al Assiri yang lain, yaitu sebagai penghubung antara Mohammed bin Salman dengan pemerintah Israel. Dialah yang mondar mandir mengatur kesepakatan dan kerjasama antara kedua negara. Sampai sekarang, ia tetap menjalankan tugas tersebut.
Al Assiri sering mengunjungi Israel secara diam-diam atas perintah Mohammed bin Salman. Kedatangannya adalah untuk melakukan transaksi pembelian spy ware dan peralatan canggih serta teknologi pengawasan yang dimiliki Israel. Arab Saudi berminat terhadap benda-benda tersebut.
Namun Al Assiri tidak sendirian. Ia  dibantu oleh salah satu tersangka pembunuhan Jamal Khashoggi yaitu Saud Al Qahtani yang juga merupakan orang dekat Mohammed bin Salman. Al Qahtani dikenal sebagai penasihat militer dan intelejen bagi Putra Mahkota.
Menurut perkiraan, Al Qahtani yang menyarankan agar Arab Saudi membeli spy ware dari Israel. Al Qahtani menilai bahwa teknologi mata-mata yang dimiliki Israel adalah yang terbaik. Hubungan Arab Saudi dan Isarel semakin meningkat atas dorongan Amerika Serikat.
Baik Arab Saudi, Israel dan Amerika Serikat memiliki kepentingan yang sama di kawasan Timur Tengah. Mereka menjalin kerjasama dalam bidang teknologi dan persenjataan untuk menguasai kawasan tersebut. Israel dengan cerdik memainkan peranan dengan memanfaatkan Arab Saudi.
Sasaran penting yang menjadi prioritas adalah melawan Iran. Negara itu terlalu kuat jika harus dilawan oleh Arab Saudi sendirian. Karena itu, Israel dan Amerika Serikat dengan senang hati membantu Arab Saudi. Sudah tentu ada deal di antara mereka dalam persoalan Iran.
Investasi Arab Saudi dalam bidang teknologi spy ware dan persenjataan di Israel mencapai 100 juta Dolar AS. Hubungan dagang ini jelas menguntungkan kedua belah pihak. Israel mendapatkan pemasukan yang besar, dan Arab Saudi mendapatkan senjata canggih yang dibutuhkannya.
Sayangnya, kemarahan dunia internasional atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi belum mereda. Sehingga Al Assiri dan Al Qahtani harus ekstra hati-hati menjalankan misinya ke Isarel. Hubungan dagang ini sempat direm agar tidak terlalu mencolok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H