Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengintip Program Nol Sampah dari Turki

20 November 2018   15:47 Diperbarui: 20 November 2018   15:58 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daur ulang sampah (dok.anadoluagency)

Gaya hidup go green sudah berusaha diterapkan di berbagai negara, termasuk di negeri Ottoman. Kesadaran pemerintah dan masyarakat akan bahaya sampah plastik terhadap lingkungan semakin tinggi. Pemerintah Turki pun membuat program untuk meminimalisir sampah dengan Nol Sampah.

Tidak tanggungtanggung, program Nol Sampah diperkuat dengan  regulasi dan peraturan pemerintah. Kementrian LIngkungan Hidup dan Urbanisasi mengajukan Rancangan Undang-Undang ke parlemen. Dalam waktu dekat akan menjadi peraturan resmi untuk menanggulangi masalah sampah.

RUU tersebut bertujuan untuk meningkatkan standar yang lebih tinggi  bagi Turki untuk dalam perjuangan melawan limbah.  Dalam RUU telah diuraikan bagaimana kewajiban pusat perbelanjaan, sekolah dan kantor-kantor untuk melakukan daur ulang terhadap sampah yang dihasilkan.

Kebijakan Nol Sampah  sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di negara ini. Di bawah undangundang tersebut, akan terus dikampanyekan pengurangan limbah untuk setiap instansi dan tempattempat pelayanan publik.

Stasiun bus, pusat perbelanjaan, lembaga-lembaga publik, kantor, sekolah, hotel dan rumah sakit akan diwajibkan untuk beradaptasi dengan zero waste yang inovatif. Jika disetujui oleh Parlemen, peraturan akan mulai berlaku tahun depan. Kota-kota juga akan ditugasi mengawasi pekerjaan tanpa limbah.

Turki memang terlambat untuk tren daur ulang dan pengelolaan limbah yang efisien. Selama ini daur ulang hanya dikenal di di kota-kota besar. Di sisi lain, ada kendala  tempat pembuangan sampah yang jumlahnya telah sangat menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Ibu negara Emine Erdogan meluncurkan kampanye Nol Sampah  tahun lalu untuk menyelamatkan semuanya. Baik benda  dari kertas hingga logam yang dibuang, dipilah lagi  untuk digunakan di masa mendatang atau untuk didaur ulang. 

Kampanye ini pertama kali dimulai di Betepe Presidential Complex,  di ibukota Ankara dan segera menyebar ke lembaga-lembaga publik lainnya, termasuk kementerian serta perusahaan swasta seperti restoran.

Program  daur ulang Turki menyelamatkan lebih dari 30 juta pohon antara 2017 dan 2018. Lebih dari sekitar  1,7 juta ton limbah kertas dan karton didaur ulang tahun lalu dan dalam tiga bulan pertama tahun 2018.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah mulai memprioritaskan pengelolaan limbah. Pemerintah merasakan kekhawatiran atas meningkatnya kerusakan lingkungan. Setiap kota selayaknya  bertanggung jawab atas pengumpulan sampah dan meningkatkan sistem pengelolaan limbah mereka.

 Turki juga berhasil mendaur ulang lebih dari setengah botol plastik di pasar tahun lalu. Menurut angka resmi, dari 236.000 ton botol plastik yang terjual tahun lalu, 140.000 ton didaur ulang. Pada kuartal pertama tahun ini, 17.500 ton botol plastik didaur ulang untuk digunakan lagi.

Di bawah rancangan RUU, setiap bisnis atau lembaga publik akan diminta untuk menerima sertifikat Nol Sampah yang akan mengevaluasi bagaimana mereka mematuhi kebijakan tersebut. RUU itu juga mewajibkan pemerintah kota untuk menyiapkan fasilitas pengumpulan sampah yang terpisah dari sumbernya.

Untuk kota-kota besar, unit pembuangan sampah akan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang dapat didaur ulang yang akan disebarkan pada setiap 400 meter. Unit-unit bergerak akan ditempatkan di lingkungan untuk mengambil sampah yang dapat didaur ulang. 

Pemerintah Kota juga akan diminta untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang bagaimana memisahkan sampah yang dapat didaur ulang dan kemana membuangnya. Program ini harus disosialisasikan kepada masyarakat agar mereka mengerti.

Menteri Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Murat Kurum mengatakan bahwa Turki telah menempuh jalan panjang dalam beradaptasi dengan Nol Sampah dan telah mencapai keuntungan. Dia mengatakan bahwa peraturan baru bertujuan untuk menjadikan proyek ini sebagai konsep nasional. 

"Pemerintah Kota memiliki tugas besar dalam menyebarkan latihan dan kami hanya akan berhasil jika mereka mendukungnya," tambah Kurum.

Bagi Kurum, tidak cukup hanya mengumpulkan sampah dan menyimpan. Mereka harus menyiapkan sistem pengumpulan untuk setiap bahan yang dapat didaur ulang, dari kertas dan plastik hingga logam dan kaca. Pemerintah akan  memantau  bagaimana mereka menerapkan sistem zero waste.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun