Sampai sejauh ini, kerajaan Arab Saudi masih memainkan peran sebagai pihak yang tidak bersalah. Meski begitu banyak kecaman yang terlontar dari seluruh dunia, kerajaan tetap pada sikapnya yang seolah innocent. Terutama Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman.
Masyarakat internasional seakan disuguhi sandiwara atau sinetron yang menyedihkan, atau memuakkan dengan judul 'Siapa Pembunuh Jamal Khashoggi? Â Sedih melihat nasib putra Jamal Khashoggi yang bernasib tragis. Muak melihat lakon para pelaku pembunuhan.
Ada dua sandiwara besar yang kemarin dimainkan oleh keluarga kerajaan Arab Saudi. Sepertinya ini sudah menjadi kesepakatan seluruh keluarga dalam dinasti Salman. Mereka melakukan hal itu untuk menjaga nama baik keluarga kerajaan yang sedang dalam pertaruhan.
Sandiwara pertama adalah mengunjungi keluarga Jamal Khashoggi yang masih tinggal di Arab Saudi. Kunjungan ini dipimpin oleh Raja Salman dan Putra Mahkota. Mereka menyampaikan bela sungkawa atas kematian jurnalis terkenal tersebut.
Perlu diketahui, bahwa keluarga Jamal Khashoggi dicekal oleh kerajaan sehingga tidak bisa meninggalkan wilayah Arab Saudi. Putra Jamal Khashoggi Sahl Ahmed Khashoggi, tidak bisa kemana-mana. Putra inilah yang ditemui oleh Raja Salman dan Putra Mahkota.
Pertemuan antara keluarga Jamal Khashoggi dengan keluarga kerajaan sangat diperhatikan oleh pers yang meliput. Mereka memperhatikan reaksi dari Sahl Ahmed Khashoggi secara seksama. Terutama saat bersalaman dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sementara di samping putra Mahkota, pengawal tak lepas dari genggaman senjata.
Banyak orang menilai bahwa foto itu 'menyeramkan'. Sebagian netizen menilai bahwa kerajaan telah mengeksploitasi keluarga Khashoggi. Mereka sudah membuat ayah Sahl terbunuh, dan kemudian menyalami putranya. "sangat kejam", kata seorang netizan dalam twitternya.
Bahkan jurnalis Al Jazeera, Jamal Elshayyal melihat penampilan dan kondisi pakaian Sahl yang tidak rapi. Menurut jurnalis itu, tampaknya Sahl 'diseret paksa' untuk datang ke istana agar bersalaman dengan keluarga kerajaan. Pemaksaan tersebut yang membuat kemarahan memenuhi wajah Sahl.
Sahl tidak takut beradu mata dengan Mohammed bin Salman. Ia seakan menantang orang yang menyebabkan kematian ayahnya. Bahkan meneror keluarga yang ada di Arab Saudi sehingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin suatu saat Sahl akan membuat perhitungan tersendiri.
Sedangkan aktivis HAM dan teman dekat Jamal Khashoggi, Yahya Assiri mengatakan bahwa pertemuan yang dipaksakan tersebut merupakan "serangan serius' terhadap keluarga Jamal Khashoggi. Pertemuan itu justru menegaskan kekuasaan dan penindasan mereka terhadap keluarga itu.