Namun bangunan Paleis Van Daendels (sekarang gedung Kementerian Keuangan) rusak berat.
Selain itu istana Bogor runtuh, termasuk bagian utama dan sayap timur.
Tsunami
Bagaimana dengan tsunami? Jangan mengira bahwa tsunami tidak pernah melanda Jakarta. Justru Batavia telah mengalami dengan akibat yang sangat parah.
Pada saat gunung Krakatau meletus 26 Agustus tahun 1883 tingginya mencapai 9,6 km, mengeluarkan 20 juta ton sulfur. Dunia dilanda musim dingin vulkanik.Â
Dengan empat ledakan dahsyat berkekuatan 200 megaton TNT, dua pertiga bagian gunung runtuh. Â Air laut naik menjadi tsunami dan menerjang Batavia tanpa ampun. 10 000 orang menjadi korban.Â
Gunung Krakatau berada di Selat Sunda, yang sangat dekat dengan Jakarta. Sekarang digantikan gunung anak Krakatau yang tak kalah aktif dengan induknya.
![Gunung Krakatau meletus (dok.historia)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/08/img-20181006-115607-5bbb16b0aeebe107f438a403.jpg?t=o&v=555)
Padahal menurut pakar tsunami, DR Widjokongko, Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT, ada potensi tsunami  setinggi 57 meter melanda Pandeglang jika terjadi gempa di tiga titik secara bersamaan. Ia telah melakukan simulasi dan penelitian terhadap hal itu.
Sedangkan Jakarta selain ancaman dari gunung anak Krakatau, juga sesar aktif melintang 25 km di selatan. Sesar ini kepanjangan selasar Baribis. Pergeseran sesar ini mirip yang menjadi penyebab tsunami Aceh.
Maka tidak heran jika sewaktu waktu akan ada gempa besar sampai tsunami melanda ibukota Jakarta. Masalahnya, apa kita sudah siap mengantisipasinya?Â
Sebagian besar gedung gedung yang berdiri di Jakarta bukan bangunan anti gempa. Dan sulit mengevakuasi jutaan jiwa dalam waktu singkat.