Kalau sedang manggung, Pao akan membacakan puisi hasil karyanya. Mimik, ekspresi dan intonasinya sangat mengesankan. Walaupun kita tidak mengerti satu kalimat pun, kita akan tahu bahwa puisi itu tentang kehidupannya.
Ada rasa haru dan takjub ketika mendengarkan Pao berpuisi. Dia seakan berkomunikasi dengan Tuhan. Apalagi puisi itu diiringi oleh suara seruling yang dimainkan oleh penyair Irmansyah.
Komunitas Sastra Kalimalang sudah membawa Pao beraksi di berbagai event. Bahkan KPK juga pernah mengundang mereka untuk memperlihatkan kemampuan mereka. Pao membuat banyak orang terkesan.
Dalam usia yang sudah 28 tahun, Aoh masih terlihat sangat muda. Tetapi ia tidak pernah bertingkah macam macam, karena semua perasaan tertuang dalam karyanya. Bahkan ia juga aktif di media sosial facebook dengan nama akun Iyan Slank.
Komunitas Sastra Kalimalang menjadi rumah dan keluarganya yang utama. Dia dikenal pemurah dan sangat peduli pada teman temannya. Sebaliknya, mereka juga menyayangi Pao seperti keluarga sendiri.
Meski menderita down Syndrom, Pao rajin beribadah. Kalau teman temannya sholat, ia juga bergegas menunaikan ibadah sholat. Ia juga mendengar nasihat dari teman temannya.
Pao dilarang keras mengemis atau mengamen di jalanan. Ia harus mencari uang dengan cara terhormat, dengan berkarya di bidang sastra.Â
Saya sangat salut kepada Komunitas Sastra Kalimalang yang telah 'memanusiakan' Pao, menjadikan seorang penderita down syndrome sebagai penyair.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H