Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dukungan dari Berbagai Negara Mengalir untuk Turki

15 Agustus 2018   16:00 Diperbarui: 15 Agustus 2018   16:09 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twitter Imran Khan (dok.pri)

Perang ekonomi antara Turki dan Amerika Serikat menjadi perhatian masyarakat internasional. Para pemimpin dari seluruh dunia, terutama dari negara-negara berkembang, mengetahui betul bahwa kejatuhan Lira Turki adalah cara Amerika Serikat untuk 'menundukkan' Turki yang dianggap membandel.

Dukungan paling keras dinyatakan oleh Perdana Menteri Pakistan  yang baru terpilih, Imran Khan, melalui cuitan di twitter pagi ini. Sebagaimana yang tertulis di twitter, kirakira begini:

"Atas nama rakyat Pakistan dan saya sendiri, saya ingin memberitahu Presiden Erdogan dan rakyat Turki bahwa kami mendoakan keberhasilan mereka dalam menghadapi beratnya tantangan ekonomi karena mereka selalu berhasil melawan kemalangan dalam sejarah kejayaan mereka,"  kata Khan.

Sebelumnya, hari Senin yang lalu Kementrian Luar Negeri Pakistan juga menentang sanksi sepihak yang dilancarkan Amerika Serikat kepada Turki. Di sisi lain, Pakistan mengakui peran Turki dalam menjaga perdamaian dan stabilitas internasional.

Kicauan Imran Khan segera disambut rakyat Pakistan, khususnya para pengguna media sosial. Mereka menyerukan untuk memboikot produk-produk Amerika Serikat dan sebaliknya menghimbau untuk membeli produk-produk Turki. Dengan gencar gerakan membeli produk Turki disebarkan melalui media sosial.

"Jika anda ingin membantu Turki, maka belilah produk-produk Turki.  Lebih baik mengunjungi Turki daripada mengunjungi negara-negara lain," cuit seorang pengguna twitter Arshad Zaman. Sedangkan Ali Osman menulis,"Pada tahun 1920 an Turki membela negara-negara muslim dari seluruh dunia. Kini setelah 100 tahun, kami akan berdiri bersama saudara-saudara kami di Turki.

Gerakan semacam juga timbul di Senegal, para aktivis menyerukan gerakan untuk mendukung perekonomian Turki. Mereka membagikan 30 merek produk Turki yang bisa dibeli dan menghimbau tidak membeli produk Amerika Serikat. Menggunakan pesawat Turkish Airlines juga bagian dari dukungan mereka.

Seorang Imam Mesir yang tingal di Kuwait bahkan menawarkan perhiasan emas istrinya untuk disumbangkan bagi perbaikan ekonomi Turki.  Sayyid Muhammad Mustafa mendatangi kedutaan Turki di negara tersebut dan menyampaikan keinginannya. Bagi dia, kejatuhan Lira adalah skenario jahat Amerika Serikat.

Meski kedutaan Turki menolak sumbangannya, Mustafa tetap bertekad membantu Turki dengan cara membeli produk-produk Turki dan mata uang Lira. "Turki adalah harapan kaum muslim," katanya tegas.

Langkah lebih kongkrit ditunjukkan oleh negara Azerbaijan. Kementrian Luar Negeri Azerbaijan sepenuhnya yakin akan masa depan Turki. Dalam pernyataan yang dikeluarkan kementrian tersebut dikatakan bahwa negara itu akan terus berinvestasi dan turut andil dalam perekonomian Turki.

Di Indonesia sendiri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyampaikan dukungannya kepada Turki. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, Muhyiddin Junaedi. Menurut dia, Amerika Serikat ingin menyingkirkan Turki sebagai kekuatan ekonomi di Eropa.

"Amerika Serikat ingin menghancurkan Erdogan dan negara-negara muslim. Saya mendukung Erdogan untuk tidak mundur selangkah pun dalam melawan Amerika Serikat," tandas Muhyiddin kepada Anadolu agency saat World Peace Forum kemarin.

Muhyiddin mendukung agar negara-negara muslim tidak menggunakan Dolar untuk transaksi perniagaan. Lebih baik menggunakan mata uang sendiri. Sejarah membuktikan bahwa dahulu mata uang Dinar yang berlaku di seluruh jazirah Timur Tengah. Seharusnya hal itu bisa dilakukan kembali.

Turki sendiri akan memboikot produk-produk Amerika Serikat. Hal itu ditegaskan Presiden Erdogan ketika memberikan sambutan pada ulang  tahun AK Parti kemarin. Jika produk produk tertentu belum bisa dibuat di dalam negeri, maka Turki akan mengimpornya dari negara lain. Misalnya, lebih memilih merek Samsung ketimbang Iphone, dll.

"Kita akan mempertahankan diri," tegas Erdogan yang disambut gegap gempita oleh para pendukungnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun