Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Emil Dardak Membaca Puisi dalam ICD 2018 di Malang

12 Agustus 2018   03:54 Diperbarui: 12 Agustus 2018   04:02 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di samping Emil Dardak (dok. Sri Subekti Astadi)

Salah satu kemeriahan dari ICD 2018 di Taman Krida Budaya Malang adalah kehadiran Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Dardak. Meski belum dilantik, ia telah menyoalisasikan diri dalam berbagai kegiatan masyarakat. Emil Dardak memberikan sambutan dalam ICD 2018.

Emil Dardak boleh dikatakan menjadi idola perempuan se-Jawa Timur, atau juga lebih dari itu, karena menjadi Wakil Gubernur yang paling ganteng saat ini (abaikan Sandiaga Uno yang telah loncat menjadi Cawapres). Meskipun ia memiliki istri seorang artis cantik, tak urung para wanita tetap melirik dia saat bertemu.

Begitu pula dalam kunjungannya ke pameran booth komunitas yang ada dalam area gedung Krida Budaya. Semua pasang mata tertuju kepadanya, bahkan mengikuti setiap langkahnya. Kebanyakan sih, penasaran ingin mengetahui sosok dari Wakil Gubernur ini.

Emil Dardak datang sejak pagi, ketika belum terlalu banyak pengunjung yang datang. Tetapi ia 'disimpan' dulu oleh panitia di ruang VIP. Di sana Emil Dardak berkomunikasi dengan petinggi Kompasiana, pejabat pemda setempat dan tokoh komunitas.

Booth pertama yg dikunjungi Emil Dardak (dok pri)
Booth pertama yg dikunjungi Emil Dardak (dok pri)
Masuk dari pintu belakang membuat pengunjung tidak menyadari bahwa Wakil Gubernur itu telah ada di lokasi. Apalagi di depan gedung yaitu panggung utama, tengah diisi dengan berbagai hiburan musik. Emil Dardak mulai menilik booth satu persatu.

Booth pertama yang dilihatnya memamaerkan karya daur ulang dari limbah. Misalnya tas dan dompet yang terbuat dari bungkus Indomie. Karya-karya seperti ini memang patut dihargai karena dapat mengurangi limbah plastik berbahaya sebagaimana yang sedang didengungkan saat ini.

Kemudian Emil Dardak melanjutkan  meninjau booth lainnya. Setelah booth yang ketiga, ia melewati booth kolaborasi Rumpies The Club dan Ladiesiana. Keduanya adalah komunitas dari Kompasiana. Rumpies The Club atau RTC adalah komunitas penyuka fiksi.

Kebayang dong kalau sebagian besar pendukung booth itu adalah perempuan. Mereka dengan segera mengerumuni Wakil Gubernur Ganteng tersebut dan memaksanya tinggal lebih lama di sana. Emil dardak menanggapi dengan kalem dan tetap tersenyum ramah.

Maka, didaulatlah Emil Dardak untuk membaca sebuah puisi dalam booth tersebut. Siti Nurhasanah SWD, admin RTC menyodorkan sebuah buku berisi rangkaian puisi yang telah diterbitkan RTC. Emil  Dardak memilih salah satu puisi, dan membacanya.

Emil Dardak tidak membaca puisi dengan suara lantang. Ia berusaha menghayati dahulu puisi yang dipilihnya. Lalu Emil Dardak menyuarakannya dengan nada sedang, tetapi lebih pada penekanan intonasi. Setiap perempuan yang mengelilinginya mendengarkannnya dengan baik.

Emil Dardak juga mendapat penjelasan seputar komunitas  RTC dan Ladiesiana. Ia tampak tertarik dan senang dengan kedua komunitas tersebut. Emil Dardak cukup lama berada di tempat ini, bahkan juga berbincang bincang dengan Sri Rahayu, kompasianer yang membawa bayinya ke acara tersebut.

Kehebohan perempuan di sana terpaksa dihentikan karena Emil Dardak harus melanjutkan acara. Ia kembali meninjau booth satu persatu. Namun tidak begitu lama karena kemudian ia dipersilakan ke panggung utama untuk memberikan sambutan.

Saya di samping Emil Dardak (dok. Sri Subekti Astadi)
Saya di samping Emil Dardak (dok. Sri Subekti Astadi)
Kesan saya terhadap Wakil Gubernur pendamping Khofifah Indar Parawansa ini, dia adalah sosok muda yang cerdas dan cukup bijaksana. Ia adalah orang yang berhati-hati sebelum berkata dan bertindak. Penilaian saya bukan berarti saya menjadi penggemar dia lho.

Saya yakin dengan karakter Emil dardak, setiap komunitas dapat berkembang lebih maju dan pesat. Ia membuka peluang agar setiap komunitas bebas berkiprah agar memberikan efek positif bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun