Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agar Salam Tempel Dapat Mendidik Anak

11 Juni 2018   12:25 Diperbarui: 11 Juni 2018   12:43 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang seratus ribu (dok pri)

Memberi uang pada anak anak pada saat hari raya sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Entah kapan tradisi ini dimulai dan siapa yang memulai, saya tidak tahu. Sewaktu saya masih kecil, saya tidak mengalaminya. 

Tradisi ini menguat justru setelah saya dewasa dan bekerja. Semakin banyak orang yang memberi uang kepada anak anak yang datang ke rumahnya di waktu lebaran. Para tetangga juga begitu, tapi tidak semua, tergantung kondisi keuangannya. 

Kemudian anak anak rajin keliling untuk mendapatkan uang. Terutama kepada mereka yang memberi uang dalam jumlah besar. Anak anak itu saling memberi informasi,  tetangga mana saja yang membagi bagikan amplop. 

Buah simalakama 

Tradisi salam tempel menjadi buah simalakama. Ada efek negatif dan positif terhadap perkembangan jiwa anak dan juga kepada orang dewasa. Jika tidak dilakukan, rasanya menjadi orang yang aneh. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa mendapat uang banyak membuat anak anak sangat gembira.  Satu tahun sekali mereka merasa mendapatkan 'penghasilan'. Dan mereka bangga dengan perolehan tersebut. 

Di sisi lain,  anak anak menjadi materialistis,  senang datang kepada orang-orang kaya,  tapi tidak mau datang ke orang yang miskin.  Padahal sejatinya silaturahmi yang dikedepankan,  bukan jumlah Rupiah yang didapatkan. 

Ada seorang teman yang mengeluhkan tradisi memberi salam tempel ini. Soalnya waktu itu kondisi keuangannya sedang surut. Tapi dia malu jika tidak memberi uang pada keponakan keponakannya. 

Padahal jumlah uang yang dibagikan sebesar 50 ribu dikalikan berapa anak. Jutaan uang yang dikeluarkan untuk itu. Lalu saya tegur, bagaimana jika jumlahnya dikurangi tidak 50 ribu.

Dia mengatakan,  bahwa jumlah itu sudah yang paling kecil. Saudara yang lain memberi di atas itu. Alhasil setelah lebaran teman saya bangkrut, tidak punya uang. Ia terpaksa meminjam untuk kebutuhan sehari hari. 

Pengalaman lain, dalam keluarga saya sendiri. Kebetulan kakak saya dalam keadaan susah perekonomiannya,  jadi dia senang ketika anak anaknya mendapat uang. Tapi menjadi memalukan sewaktu ada sepupu yang datang,  ia minta uang untuk anak anak.  

Agar Salam Tempel Dapat Mendidik 

Saya sendiri bukan orang yang obral memberikan uang, meski kepada keponakan keponakan. Saya selalu berpegang pada prinsip,  pemberian berdasarkan prestasi. Hal ini juga saya terapkan waktu lebaran. 

Saya tidak memberi jumlah uang yang sama kepada anak anak. Saya menciptakan rate yang diberlakukan kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka lakukan selama Ramadan. 

Jumlah tertinggi saya berikan kepada anak anak yang ibadahnya lengkap. Mereka tidak hanya shalat dan puasa, tapi juga mampu khatam Alquran. Apalagi jika tidak melakukan kenakalan dan rajin membantu orang tua. Saya tidak segan segan mengapresiasi mereka dengan bonus yang tinggi. 

Peringkat kedua, untuk yang ibadah lengkap tetapi tidak mampu menyelesaikan bacaan Alquran. Walau hanya kurang dari satu juz,  tetap tidak bisa disamakan dengan yang khatam Alquran. Selisih pemberian tidak terlalu besar sih, agar mereka juga tidak patah semangat mengaji. 

Peringkat ketiga adalah yang ibadah lengkap tapi membaca Alquran hanya kadang kadang saja. Ia tertinggal jauh dengan saudara saudaranya. Terpaksa uang yang diterima lebih sedikit. 

Namun anak anak itu mengerti dan menerima pemberian itu. Sebab sejak awal Ramadhan saya telah memberitahu mereka ketentuan untuk mendapatkan bonus hari raya Idul fitri. Jika ada yang tidak berhasil, itu karena kesalahan mereka sendiri. 

Begitu pula jika ingin membagikan uang kepada anak anak tetangga. Walau jumlahnya tidak besar, saya tanya dulu  siapa saja yang puasanya lengkap. Kalau yang masih terlalu kecil dan belum puasa penuh,  diberi juga sekedarnya supaya tidak sedih. 

Jadi, lebih baik jangan asal memberi salam tempel kepada anak anak. Harus ada unsur mendidik yang kita terapkan. Kalau demikian, maka jauh lebih bermanfaat bagi semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun