Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengulik Persiapan Pemerintah Menghadapi Arus Mudik Lebaran

6 Juni 2018   13:26 Diperbarui: 6 Juni 2018   17:21 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkiraan mudik kendaraan pribadi) dok. Litbang kompas)

Tanpa terasa dalam hitungan hari   kita akan menghadapi lebaran.  Tradisi masyarakat Indonesia untuk pulang kampung tidak pernah berhenti.  Karena itu seyogyanya pemerintah beserta instansi terkait semakin baik dalam mengupayakan transportasi yang dibutuhkan. 

Untuk itu  sangat penting melakukan koordinasi dan kerja sama yang baik antara lembaga terkait.  Setiap saat harus pengecekan apakah semua telah berjalan lancar. Terutama menjelang hari H,  yaitu hari raya Idul fitri 2018. 

Dialog publik (dok pri)
Dialog publik (dok pri)
Karena itulah pada hari ini,  Senin, 4 Juni 2018,  Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan harian Kompas dan PT Jasa Raharja menyelenggarakan diskusi publik dengan  tema Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2018. Acara ini bertempat di Ballroom 2 JS  Luwansa,  Jakarta. 

Menteri Perhubungan RI,  Budi Karya Sumadi diwakili oleh Dirjen Perhubungan Darat,  Budi Setyadi.  Ia menuturkan bahwa berdasarkan survei,  puncak mudik adalah tanggal 9 s/d 10 Juni 2018. Setelah itu juga pada tanggal 13 Juni 2018. 

Survei ini dilakukan Badan Litbang Perhubungan yang bekerja sama dengan Kompas.  Survei menggunakan metode Online,  yaitu  76% dari aplikasi WhatsApp,  14% dari Website Kemenhub,  2% dari facebook,  2% dari Line,  1% dari instagram dan 5% dari sumber lainnya. 

Dari hasil survei diketahui jumlah pemudik terbesar dari wilayah Jabodetabek.  Dengan tujuan tertinggi : 1. Jawa Tengah,  2. Jawa Timur dan 3. Jawa Barat, 4. Yogyakarta. Puncak arus mudik Sabtu,  9 Juni 2018.

Sedangkan puncak arus balik diperkirakan H+3 lebaran yaitu tanggal 19 Juni 2018. Hal ini disesuaikan dengan jadwal cuti bersama yang ditetapkan pemerintah. 

Peta arus mudik (dok. Litbang kompas)
Peta arus mudik (dok. Litbang kompas)
Turut hadir sebagai narasumber dalam diskusi ini adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kemenhub, Sugihardjo, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Murwanto dan Direktur Utama Jasa Raharja,  Budi Rahardjo Slamet.

Budi Setyadi menjelaskan persiapan untuk mengantisipasi arus mudik.  alan tol menuju Surabaya telah selesai. Ini akan mempermudah para pemudik yang menuju Jawa Timur. 

Namun walau demikian,  dianjurkan agar kendaraan berat tidak melewati jalan tol pada puncak arus mudik. Misalnya truk  dan kendaraan sejenis yang memiliki bobot  lebih dari 14000 kg.  Kendaraan jenis ini lebih baik menggunakan jalan biasa atau jalan arteri. 

Selain itu,  jalur pansela (pantai selatan)  sudah diperbaiki sehingga menjadi jalur yang menyenangkan. Arie Setiadi mengatakan bahwa jalur ini lebih lebar dan memiliki pemandangan yang indah. 

Perkiraan mudik kendaraan pribadi) dok. Litbang kompas)
Perkiraan mudik kendaraan pribadi) dok. Litbang kompas)
Berdasarkan hasil survei dari litbang Kemenhub bekerja sama dengan Kompas,  masyarakat menilai bahwa kinerja pemerintah dalam persiapan menghadapi lebaran cukup baik.  Justru perilaku para pemudik yang membuat situasi menjadi tidak menyenangkan. 

Perilaku ini misalnya adalah melawan arus,  yang akan menambah kemacetan dan lalu lintas menjadi semrawut.  Selain itu adalah ngebut di jalan raya yang sering berakhir dengan kecelakaan. Lalu kebiasaan sebagian orang yang tidak menggunakan pengaman seperti helm atau sabuk pengaman. 

Karena itulah pemerintah mengingatkan agar para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi,  selalu mengecek kondisi kendaraannya. Dan kemudian memaksimalkan tingkat keamanan serta patuh pada peraturan. Tertib lalu lintas membantu pemudik agar selamat sampai di tujuan. 

Ada beberapa jalan yang harus mendapat perhatian,  misalnya tol Jakarta -  Cikampek yang sangat padat. Untuk itulah kendaraan berat tidak boleh lewat pada puncak arus mudik.  Diperkirakan kendaraan yang mudik akan meningkat kira kira sebesar, 30%. 

Upaya lain untuk meminimalisir kemacetan,   pemerintah menganjurkan agar menggunakan moda transportasi mudik gratis yang disediakan BUMN.  Armada mudik gratis akan menuju tiga arah, Pemalang, Purwokerto dan Wonogiri. 

Sedangkan pemudik yang berniat membawa motor,  tidak perlu risau. Karena motor itu bisa dititipkan lebih dahulu ke Perhubungan Darat.  Pengiriman motor untuk tiga tujuan,  Lampung,  Semarang dan Surabaya. 

Untuk angkutan lebaran tahun ini,  ada peningkatan sarana transportasi. Bus meningkat 1,68%. Kereta api 2,37%, kapal roro 3,5%, kapal laut 1,17%, penerbangan 0,93%.

Dari  jumlah itu,  angkutan mudik gratis 1130 bus dengan kuota 50.850 orang,  70 truk dengan kuota 3150 motor dengan tujuan 32 kota.  Kapal penyeberangan dengan kuota 6000 orang dan 3000 motor dengan tujuan tiga kota. 

6 kapal laut dengan kuota 30.400 orang,  15.200 motor dengan tujuan satu kota.  Kereta api dengan kuota 18.096 motor dengan tujuan 32 stasiun.  Jumlah total menjadi 87.250 orang dan 39.446 motor. 

Dalam hal ini Kementerian Perhubungan bersikeras dengan PT Jasa Raharja agar mudik bisa aman,  selamat dan nyaman.  Jasa Raharja menawarkan kemudahan klaim asuransi melalui program dan aplikasi mudik gratis,  juga bersinergi dengan Bina Marga untuk mengetahui kesiapan jalur mudik. 

Program mudik gratis didukung oleh PT Jasa Raharja.  Memang PT Jasa Raharja senantiasa ikut serta menjadi bagian dari yang menyukseskan program dari Kementerian Perhubungan.  

"Jika ada hal yang tidak diinginkan,  kami segera turun tangan, " kata Direktur Utama PT Jasa Raharja,  Budi Rahardjo Slamet..

Namun jika para pemudik memilih moda transportasi biasa,  armada bus di berbagai terminal juga sudah meningkat.  Perlu diketahui bahwa Ditjen Perhubungan Darat memeriksa bus bus tersebut.  Kalau yang laik jalan,  ada stiker resmi ditempel di kaca depan.  Lebih baik memilih bus yang memiliki stiker ini. 

Bus dengan stiker laik jalan (dok pri)
Bus dengan stiker laik jalan (dok pri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun